WhatsApp sudah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Bayangkan, deh, dari berkomunikasi dengan keluarga, teman, pekerjaan, sampai urusan daftar dokter dan belanja online juga pakai WhatsApp.
Begitu banyak aktivitas yang kita lakukan dengan WhatsApp, sampai-sampai kita tidak sadar bahwa nomor WhatsApp kita sudah tersebar ke mana-mana. Akibatnya, tidak jarang kita kena WhatsApp spam.
WhatsApp spam adalah kejadian di mana WhatsApp kita terus-menerus menerima pesan dari nomor tidak dikenal dengan isi yang aneh-aneh; Menang hadiah, pemberitahuan verifikasi akun, pesan berantai, sampai undangan ke grup yang tidak jelas.
Sebagian besar dari spam itu punya satu tujuan: Menipu dan mencuri data pribadimu. Jadi, gimana cara mengatasi WhatsApp kena spam yang mengarah ke penipuan? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas!
Spam bisa datang dari siapa saja, bahkan dari nomor yang tidak kamu simpan di kontak. Semua spam harus kamu waspadai. Tapi pertama-tama, ketahui beberapa alasan kenapa kamu bisa kena spam WhatsApp:
Bisa jadi kamu pernah mengisi formulir online, daftar promo, atau mengunggah nomor di media sosial. Jika platform tersebut tidak aman atau melakukan kecurangan, nomormu jadi tersebar –menyebabkan orang-orang bisa mengirim pesan, termasuk pesan penipuan.
Banyak aplikasi atau situs yang menyimpan data-mu tanpa enkripsi dan menjual ke pihak yang tidak bertanggung jawab. Aplikasi atau situs tersebut jadi mendapat uang dari penjualan datamu, nomormu bisa disalahgunakan, deh.
Kalau ini, jelas tujuannya untuk penipuan. Banyak spammer yang mengirim pesan ke ribuan nomor sekaligus secara otomatis. Tujuannya untuk menyebarkan link phishing dan mencari korban penipuan.
Terkadang kita tergoda untuk mengunduh aplikasi WhatsApp di luar App Store dan Playstore karena aplikasinya lebih ringan, UI-nya lebih simpel, dan merasakan fitur-fitur ekstra. Tapi aplikasi ini tidak aman, loh. Aplikasi ini bisa saja punya akses penuh ke data pribadimu, lalu mengirim pesan spam.
Ingat, aplikasi resmi WhatsApp yang resmi telah dilindungi enkripsi untuk menjaga keamanan pesan dan akun.
Nah, ini juga salah satu teknik phishing. Cara mengatasi WhatsApp kena spam bisa dilakukan dengan pencegahan, yaitu tidak asal klik link sembarangan di browser.
Sekalinya kamu klik, nomor handphone-mu bisa masuk dengan cepat menjadi target spamming. Bahkan, link yang kamu klik juga bisa disisipi malware untuk mencuri data pribadimu.
Selain grup keluarga dan teman, kita juga banyak ikut di grup komunitas dan pekerjaan. Sah-sah saja, kok, jika kamu mengenal orang-orang di dalam grup. Tapi bagaimana kalau kamu masuk ke grup yang isinya banyak orang tidak dikenal? Apalagi sekarang untuk masuk grup WhatsApp tinggal pakai link yang disediakan admin. Kalau tidak cermat dalam memilih grup, kamu berpotensi untuk masuk ke dalam grup yang menjadi awal mula spam WhatsApp.
Menurut WhatsApp Help Center, banyak spammer yang menyamar di grup lalu mengirim pesan sepertI:
Sebelum tahu cara mengatasi WhatsApp kena spam, pelajari tanda-tanda kamu menerima pesan mencurigakan.
Yang paling mudah dikenali adalah meminta data sensitif seperti NIK, nomor rekening, OTP, atau password. Kemudian di dalam pesan tersebut kamu diminta klik link atau unduh aplikasi.
Berikut contoh modus Penipuan WhatsApp Spam:
Kamu dikabari menang undian dari brand besar, lalu diminta klik link atau isi data. Hati-hati, ini scam!
Tiba-tiba nomormu dimasukkan ke grup investasi, crypto, atau pinjaman. Tujuannya? Mengelabui korban dengan info palsu atau menghasut korban untuk melakukan transaksi.
Mengaku sebagai HR dari perusahaan besar, minta data pribadi dan uang pendaftaran. Biasanya janjinya gaji besar dan kerja dari rumah.
Menawarkan investasi dengan return tinggi tapi ujung-ujungnya bodong. Biasanya dikaitkan dengan crypto atau properti.
Penipu mengganti foto profil dan nama agar terlihat seperti temanmu, lalu menghubungi dan meminta pulsa, transfer, atau OTP.
Kamu bisa lakukan langkah-langkah ini untuk mengatasi WhatsApp kena spam penipuan:
Kalau terima pesan mencurigakan dari nomor tidak dikenal, langsung blokir dan laporkan. Jangan dibalas, apalagi meng-klik apapun yang ada di dalam pesan tersebut.
Mulai sekarang kalau ada imbauan untuk mengaktifkan verifikasi dua langkah (2FA), jangan abaikan, ya. Sebab ini penting banget untuk memberi lapisan keamanan pada akunmu. Caranya, masuk ke Pengaturan > Akun > Verifikasi dua langkah. Masukkan PIN agar akunmu tidak mudah diambil alih.
Kalau pesan spam menyertakan tautan dengan isi pesan yang mendesak, mengaku dari institusi resmi tapi nomornya tidak terverifikasi, lalu kalimatnya terlihat mencurigakan, abaikan saja pesan tersebut. Jangan penasaran atau coba buka.
WhatsApp, bank, atau layanan resmi tidak akan pernah minta OTP, password, atau data pribadi lewat chat. Apalagi kalau mereka mengirim link website dan menyuruhmu memasukkan data pribadi ke sana. Wah, itu bahaya!
Batasi siapa yang bisa menambahkan kamu ke grup. Caranya: Buka Pengaturan > Privasi > Grup > pilih “Kontak saya kecuali…”.
Jangan sekali-kali mencantumkan nomor WhatsApp di bio medsos atau kolom komentar. Ini bahaya banget karena bisa berpotensi membuka akses penipuan.
Pesan spam di WhatsApp bukan cuma mengganggu, tapi juga bisa menjadi awal dari pencurian identitas digital.
Menurut Whitepaper VIDA (2024), lebih dari 403 juta anomali trafik serangan siber terjadi di Indonesia dalam satu tahun. Sebagian besar berkaitan dengan penipuan identitas yang bisa dimulai dari hal sederhana seperti klik link spam WhatsApp.
Untuk itu, kesadaran dan proteksi identitas digital menjadi tugas bersama; Individu dan perusahaan.
VIDA sebagai penyedia platform identitas digital menyediakan solusi verifikasi biometrik, liveness detection, dan sistem proteksi berbasis AI untuk mencegah akses ilegal dan penyalahgunaan data.
Bayangkan kalau penipu pakai nomor WhatsApp dan nomor KTP kamu untuk mengajukan pinjaman online. Jika perusahaan pinjaman online, bank, atau institusi lainnya tidak punya verifikasi yang kuat, individu bisa rugi besar. Termasuk kamu.
Cara mengatasi WhatsApp kena spam adalah langkah dini untuk mencegah penipuan dan pencurian identitas.