Hanya dalam waktu beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah mengubah banyak aspek kehidupan kita. AI telah membawa kemudahan dan efisieni dalam berbagai bidang.
Namun, ada juga dampak negatif artificial intelligence yang perlu kita cermati. Sama seperti teknologi lainnya, penggunaan artificial yang tidak bijak justru membawa sejumlah kerugian.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu AI, manfaat yang dihadirkannya, serta dampak negatifnya, termasuk isu yang semakin marak yaitu deepfake.
Sebelum mengetahui apa saja dampak negatif artificial intelligence, mari kita pahami dulu pengertiannya. Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi yang memungkinkan mesin atau komputer untuk meniru kemampuan manusia, seperti berpikir, belajar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. AI dikembangkan melalui algoritma yang dapat memproses data, belajar dari data tersebut, dan mengambil keputusan atau melakukan tugas tanpa perlu melibatkan manusia secara langsung. Dengan kata lain, AI dirancang agar dapat bekerja secara otomatis untuk membantu pekerjaan manusia.
Ada berbagai jenis AI, mulai dari AI sederhana yang digunakan untuk menjalankan tugas-tugas spesifik seperti chatbot, hingga AI kompleks seperti machine learning dan deep learning, yang memungkinkan mesin untuk terus belajar dan berkembang seiring bertambahnya data.
Teknologi AI telah membuat banyak aspek kehidupan kita menjadi lebih mudah. Berikut manfaat AI:
- Otomatisasi Pekerjaan: Di berbagai industri, AI melakukan otomatisasi tugas-tugas rutin, seperti analisis data, manajemen inventaris, pemrosesan dokumen, dan tugas-tugas lainnya. Kemampuan ini berhasil mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi.
- Layanan Pelanggan: Banyak perusahaan menggunakan chatbot berbasis AI untuk melayani pelanggan. Chatbot ini mampu menjawab pertanyaan sederhana, memberikan informasi produk, dan membantu menyelesaikan masalah tanpa perlu campur tangan manusia. Chatbot AI bahkan dapat beroperasi 24 jam untuk meningkatkan kepuasan pengguna.
- Kesehatan: AI telah membantu tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit, menganalisis hasil laboratorium, serta mengidentifikasi potensi masalah kesehatan secara dini. Di bidang radiologi, misalnya, AI digunakan untuk menganalisis gambar medis untuk mendeteksi lebih akurat kelainan yang mungkin terlewatkan oleh dokter.
- Rekomendasi Produk dan Konten: Saat kita berbelanja online atau menonton konten di platform seperti Netflix dan YouTube, AI membantu kita dengan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi. Teknologi ini menganalisis perilaku pengguna dan menawarkan produk atau konten yang sesuai dengan minat mereka.
Meskipun membawa banyak manfaat, kita juga harus menyadari dampak negatif artificial intelligence yang mengintai pekerjaan hingga emosional manusia. Beberapa dampak negatif AI antara lain:
Dampak negatif artificial intelligence yang langsung berefek pada manusia adalah berkurangnya lapangan kerja. Hal ini disebabkan banyaknya perusahaan yang beralih ke teknologi otomatisasi berbasis AI.
Pada sektor manufaktur, perbankan, dan layanan pelanggan, AI telah menggantikan ribuan pekerja yang sebelumnya melakukan tugas-tugas rutin. AI dapat bekerja 24/7 tanpa lelah, tidak memerlukan cuti, dan tidak memerlukan benefit apapun, sehingga banyak dijadikan pilihan ekonomis bagi perusahaan.
Dampak negatif artificial intelligence ini menciptakan ancaman serius bagi para pekerja di berbagai industri. Jika tren ini terus berlanjut, dikhawatirkan angka pengangguran terus meningkat, yang pada akhirnya dapat memicu ketidakstabilan ekonomi dan sosial.
Meski memudahkan hidup kita, tetapi dampak negatif artificial intelligence datang dalam bentuk ketergantungan. Ketika kita terbiasa menyerahkan pekerjaan dan keputusan pada AI, kita akan kehilangan kemampuan dasar seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas.
Misalnya, dengan AI yang mampu menganalisis data besar dan memberikan solusi instan, manusia cenderung tidak lagi berusaha memahami masalah secara mendalam atau mencari solusi alternatif. Dalam jangka panjang, kita bisa melihat generasi yang semakin bergantung pada teknologi untuk setiap keputusan, dari yang sederhana hingga yang kompleks.
Ancaman terhadap keamanan data dan privasi juga merupakan dampak negatif artificial intelligence. AI membutuhkan akses ke sejumlah besar data untuk membantu pekerjaan manusia, seperti informasi pribadi kita, riwayat kesehatan, kebiasaan belanja, hingga aktivitas online. Data inilah kemudian diproses oleh algoritma AI untuk memberikan layanan yang lebih personal. Sayangnya, ini membuka pintu bagi potensi penyalahgunaan data.
Data yang dikumpulkan oleh AI bisa jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab, digunakan untuk tujuan jahat, seperti pencurian identitas, penipuan, atau bahkan pemerasan.
AI juga membuka peluang bagi penyalahgunaan teknologi yang sangat mengkhawatirkan. Salah satu contohnya adalah teknologi deepfake, yang menggunakan AI untuk membuat video atau audio palsu yang tampak sangat nyata.
Teknologi ini sebenarnya sudah ada sejak lama dan banyak digunakan dalam industri film. Sayangnya, saat ini deepfake telah digunakan untuk tujuan jahat seperti menyebarkan disinformasi politik, merusak reputasi seseorang, atau bahkan melakukan penipuan finansial.
Deepfake adalah salah satu contoh paling mengkhawatirkan dari penyalahgunaan teknologi AI. Dengan deepfake, wajah atau suara seseorang dapat digabungkan dengan video lain secara realistis, sehingga menciptakan video palsu yang sulit dibedakan dari yang asli.
Berikut dampak negatif artificial intelligence berbentuk deepfake:
Pertama, teknologi ini bisa digunakan untuk menyebarkan informasi palsu dengan tujuan menipu publik atau merusak reputasi seseorang. Misalnya, dalam konteks politik, deepfake dapat digunakan untuk membuat video palsu dari seorang kandidat atau mantan presiden untuk menyebarkan pesan yang menghasut pemilih.
Kedua, deepfake juga bisa menjadi alat untuk pemerasan. Penjahat bisa membuat video palsu dan mengancam akan menyebarkannya jika tidak diberikan sejumlah uang. Selain itu, kejahatan identitas juga bisa terjadi, di mana deepfake digunakan untuk meniru identitas seseorang dalam penipuan keuangan atau manipulasi digital lainnya.
Ketiga, deepfake juga bisa menjadi alat penipuan berkat penyamaran yang menyerupai orang asli. Hackers menggunakan deepfake untuk melewati proses verifikasi biometrik, sehingga dapat mendaftarkan data pribadi seseorang yang telah dicuri sebelumnya pada aplikasi keuangan seperti bank atau pinjaman online.
Artificial Intelligence memang menawarkan banyak manfaat yang memudahkan kehidupan kita sehari-hari. Namun dibalik semua kelebihannya, terdapat risiko dan dampak negatif yang tidak bisa diabaikan, terutama dalam hal otomatisasi pekerjaan, privasi data, serta penyalahgunaan teknologi seperti deepfake.
Perusahaan identitas digital seperti VIDA menawarkan teknologi verifikasi identitas yang dapat melawan deepfake. VIDA menggabungkan verifikasi biometrik, verifikasi dokumen, deteksi deepfake, hingga deteksi fraud dalam satu platform. Kombinasi teknologi canggih ini dapat mencegah dampak negatif artificial intelligence yakni penipuan berbasis AI (AI-generated fraud) hingga 99,9%.