BLOG | VIDA DIGITAL IDENTITY

Jenis Fraud dan Alasan Terjadinya serta Cara Mendeteksinya

Written by VIDA | 2025 Mei 31 00:00:00

Fraud atau kecurangan di dunia bisnis merupakan salah satu ancaman terbesar yang bisa menimbulkan kerugian dalam berbagai bentuk. Tidak hanya berdampak secara finansial, seperti kehilangan aset, pendapatan, atau peluang investasi, namun fraud juga bisa merusak reputasi perusahaan. Dampaknya, kepercayaan pelanggan, investor, hingga mitra bisnis hilang.

Fraud bisa dilakukan oleh berbagai pihak baik oleh karyawan internal, rekan bisnis, maupun oknum eksternal seperti penipu online. Jenis fraud pun semakin kompleks mulai dari manipulasi laporan keuangan, penyalahgunaan aset perusahaan, hingga penipuan digital seperti phishing dan pencurian identitas.

Apa saja yang termasuk fraud? Bagaimana fraud bisa terjadi dan bagaimana mendeteksinya agar tidak sampai menyebabkan kerugian besar? Simak artikel ini!

Fraud merupakan tindakan penipuan atau kecurangan yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi atau merugikan pihak lain. Tindakan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari manipulasi data, penyalahgunaan informasi, hingga pencurian identitas. Dalam konteks bisnis dan keuangan, fraud seringkali melibatkan penyalahgunaan wewenang, pemalsuan dokumen, atau transaksi ilegal yang merugikan perusahaan atau nasabah.

Alasan Terjadinya Fraud

Alasan terjadinya fraud bisa dijelaskan dalam konsep fraud triangle. Konsep ini menjelaskan mengapa seseorang bisa terdorong untuk melakukan kecurangan. Istilah ini berasal dari dua kata: fraud, yang berarti penipuan atau tindakan curang untuk keuntungan pribadi, dan triangle atau segitiga, yang menggambarkan adanya tiga elemen utama yang saling berkaitan dan mendorong seseorang melakukan fraud:

1. Tekanan (Pressure)

Faktor pertama dari fraud triangle adalah tekanan, yang bisa bersumber dari kehidupan pribadi maupun profesional. Tekanan yang bisa mempengaruhi adalah masalah keuangan, tuntutan pekerjaan, tekanan pribadi dan emosional, atau tekanan dari pihak lain.

2. Kesempatan (Opportunity)

Fraud tidak akan terjadi jika tidak ada celah untuk melakukannya. Maka, alasan kedua mengapa seseorang melakukan fraud adalah adanya kesempatan. Hal ini bisa terjadi karena kontrol internal yang lemah, akses bebas ke aset dan informasi, dan kurangnya kepedulian dari pihak manajemen untuk menindaklanjuti fraud.

3. Rasionalisasi (Rationalization)

Aspek terakhir dari fraud triangle adalah rasionalisasi, yaitu cara seseorang membenarkan tindakan curangnya agar terasa bisa diterima secara moral. Rasionalisasi ini terjadi jika seseorang merasa kontribusinya tidak dihargai sesuai dengan beban kerjanya. Lalu ia terdorong untuk mengambil “sedikit” dari perusahaannya.

Ada juga yang meyakini bahwa penipuan adalah satu-satunya jalan keluar dari tekanan yang sedang dialaminya. Belum lagi jika ia merasa lingkungan sekitar permisif terhadap fraud, maka ia cenderung menormalisasinya.

Jenis-Jenis Fraud yang Paling Sering Terjadi

Fraud dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan modus operandi dan area terjadinya. Berikut adalah beberapa jenis fraud yang umum terjadi:

1. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan aset adalah jenis fraud yang paling umum terjadi di lingkungan organisasi. Jenis fraud ini melibatkan pencurian atau penyalahgunaan aset perusahaan oleh individu yang memiliki akses terhadap aset tersebut.

Contoh penyalahgunaan aset adalah pencurian uang tunai atau barang inventaris, penyalahgunaan kartu kredit perusahaan, dan pemalsuan laporan keuangan.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), penyalahgunaan aset menyumbang 85% dari total kasus fraud yang dilaporkan.

Kasus fraud ini cenderung sulit dideteksi tanpa sistem pengawasan yang efektif. Terlebih karena dilakukan oleh karyawan internal, manajemen biasanya kurang responsif dalam menindaklanjuti kecurigaan.

2. Pernyataan Palsu (Fraudulent Statements)

Pernyataan palsu adalah jenis fraud di mana individu atau organisasi menyajikan informasi yang tidak benar atau menyesatkan dalam laporan keuangan atau dokumen resmi lainnya.

Tujuannya adalah untuk menarik investasi atau pinjaman, menyembunyikan kerugian atau kinerja buruk, hingga menghindari kewajiban pajak atau hukum lainnya.

Menurut laporan Investopedia, jenis fraud pernyataan palsu hanya menyumbang 10% dari kasus fraud yang terdeteksi, namun kerugiannya cukup signifikan karena menimbulkan efek domino pada elemen bisnis lainnya.

3. Korupsi (Corruption)

Korupsi melibatkan penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Bentuk-bentuk korupsi antara lain suap (bribery), pemerasan (extortion), dan konflik kepentingan (conflict of interest).

Menurut ACFE, korupsi menyumbang sekitar 35% dari kasus fraud yang dilaporkan, dengan kerugian median sebesar $200.000. Korupsi seringkali sulit dideteksi karena melibatkan kolusi antara pelaku dan pihak lain yang terlibat.

4. Fraud Digital

Jika kerugian dari fraud-fraud di atas memiliki suatu tujuan dan ditujukan pada korban tertentu, maka ada juga jenis fraud yang menimpa seseorang tanpa keterlibatan apapun.

Inilah yang disebut dengan fraud digital. Fraud ini juga biasa dikenal sebagai penipuan digital atau penipuan online, yang pelakunya adalah fraudster atau penipu.

Berikut ini jenis-jenis fraud digital:

  • Phishing: Upaya untuk memperoleh informasi sensitif dengan menyamar sebagai entitas terpercaya melalui email atau situs web palsu.
  • Pengambilalihan Akun (Account Takeover): Pengambilalihan akun online seseorang dengan mencuri kredensial login.
  • Penipuan SIM Swap: Mengambil alih nomor telepon korban untuk mengakses akun yang terhubung dengan nomor tersebut. Penipuan ini memungkinkan pelaku untuk menerima OTP dan mengakses akun korban.
  • Deepfake: Penggunaan teknologi AI untuk membuat video atau audio palsu yang tampak nyata, digunakan untuk menipu atau memanipulasi. Meskipun awalnya digunakan untuk hiburan, nyatanya deepfake telah digunakan untuk penipuan, misalnya penyamaran atau menipu biometrik.

Cara Mendeteksi Fraud yang Efektif

Mendeteksi fraud memerlukan pendekatan yang sistematis dan penggunaan teknologi yang tepat. Berikut adalah beberapa cara untuk mendeteksi fraud:

1. Audit Internal dan Eksternal

Audit yang berkala adalah kunci untuk mengidentifikasi anomali dan ketidaksesuaian dalam laporan keuangan dan operasional perusahaan. Audit eksternal yang melibatkan pihak independen memastikan objektivitas pelaksanaan audit. Dengan audit, anomali yang mengarah ke fraud dapat ditindak cepat.

2. Analisis Data dan Pola Transaksi

Analisis data dan pola transaksi dilakukan untuk memantau adanya perilaku pengguna yang mencurigakan. Misalnya, transaksi dalam jumlah besar yang tidak biasa atau aktivitas login dari lokasi yang tidak dikenal.

3. Sistem Pengendalian Internal yang Kuat

Dikutip dari Crigroup, saat menerapkan strategi pencegahan jenis fraud apapun itu, organisasi harus menunjuk pihak yang tepat untuk menindaklanjutinya, biasanya dari pihak HR, manajemen, atau pimpinan. Setelah itu, pelaksanaannya bisa dibantu oleh bawahan, baik dengan menjalankan, meninjau, atau mendistribusikannya kepada karyawan lain.

4. Teknologi Deteksi Fraud

Untuk jenis fraud digital, meskipun sistem verifikasi identitas dan otentikasi sudah kuat, pelaku kejahatan digital masih bisa mencoba mencari celah untuk menembus sistem keamanan. Di sinilah pentingnya sistem deteksi fraud.

Deteksi fraud bekerja secara real-time, memantau dan mengidentifikasi aktivitas mencurigakan pada akun pengguna. VIDA menyediakan tiga lapisan sistem deteksi fraud:

  • Fraud Scanner: Memantau data KYC, mendeteksi pola-pola mencurigakan, dan menolak data biometrik palsu.
  • Deepfake Detector: Mengidentifikasi manipulasi wajah seperti face-swapping dan morphing sebelum proses verifikasi biometrik disetujui.
  • Deepfake Shield: Menggunakan teknologi liveness detection aktif dan pasif untuk mencegah serangan injeksi biometrik.

Coba demo deteksi fraud VIDA di sini.

Fraud merupakan ancaman serius yang dapat merugikan perusahaan secara finansial dan reputasi. Memahami pengertian, jenis-jenis, dan cara mendeteksi fraud sangat penting untuk melindungi bisnis dari dampak negatif yang ditimbulkan.