BLOG | VIDA DIGITAL IDENTITY

Kode Verifikasi: Pengertian, Kegunaan, dan Penyalahgunaannya

Written by VIDA | 2024 Jun 3 02:00:00

Kalau kamu pengguna teknologi digital, kamu pasti pernah menerima kode OTP di SMS, Email, atau WhatsApp? Di dunia digital, kode OTP merupakan kode verifikasi identitas. Walaupun terkadang merepotkan, kode verifikasi sangat dibutuhkan untuk keamanan data pribadi pengguna. Apa sebenarnya kode verifikasi? Mengapa platform tanpa kode verifikasi justru berbahaya? Berikut penjelasannya.

Apa itu Kode Verifikasi?

Kode verifikasi adalah kode unik yang berlaku terbatas waktu dan digunakan untuk memperkuat lapisan keamanan data. Kode ini dibuat oleh platform aplikasi dan dikirimkan kepada pengguna selama proses login maupun transaksi. Berikut penjelasan kode verifikasi: 

  • Sekali Pakai 

Kode verifikasi/OTP adalah kata sandi sekali pakai yang digunakan untuk masuk ke dalam sebuah aplikasi. Kode verifikasi dikirimkan ke nomor handphone atau alamat email pengguna segera setelah pengguna memasukkan data tersebut. 

  • Sebagai Faktor Autentikasi 

Kode verifikasi berfungsi sebagai faktor autentikasi yang melengkapi kata sandi atau data biometrik yang kamu miliki pada suatu aplikasi.

Baca juga: Memahami Proses Verifikasi, Otentikasi, dan Otorisasi

  • Berlaku Singkat 

Masa berlaku kode verifikasi sengaja dibuat singkat agar segera digunakan oleh pemilik akun saat itu juga. Tujuannya adalah tidak ada celah bagi pihak tidak berwenang untuk menggunakan kode tersebut. Kode verifikasi juga hanya dapat digunakan sekali. Jika kamu meminta kode verifikasi lagi, susunan kodenya pasti berubah. 

  • Mengandung  Kode Unik

Kode verifikasi umunya terdiri dari 4-6 digit angka yang unik. Kode ini tidak boleh diberitahukan kepada siapapun karena berfungsi untuk menjaga keamanan akun dan data pribadimu.

Mengapa Memerlukan Kode Verifikasi?

Kode verifikasi atau kode OTP sangat diperlukan untuk memperkuat keamanan data pribadi di sistem platform. Berikut alasan mengapa kode verifikasi sangat penting:

  • Mencegah Akses Tidak Sah dan Pencurian Identitas

Kode verifikasi WA atau nomor handphone yang segera diberikan kepada pengguna dalam batas waktu tertentu meminimalisir peluang akses tidak sah ke dalam akun. Oleh karena itu, jangan memberitahu kode verifikasi ke siapapun.

  • Mengurangi Risiko Penebakan Kata Sandi

Peretas bisa saja menemukan kata sandi sebuah akun. Namun, selama mereka tidak menerima kode verifikasi ketika mengakses akun, maka ia tidak bisa masuk.

  • Meningkatkan Kepercayaan dan Keamanan Transaksi Digital

Dengan menerapkan kode verifikasi, artinya platform digital berkomitmen untuk menjaga keamanan akun dan transaksi pengguna. Dampak bagi bisnis adalah adopsi digital meningkat.

  • Menghindari Kesalahan Transaksi 

Kode verifikasi berperan juga untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam transaksi. Hal ini karena kode verifikasi muncul pada saat pengguna hendak melakukan transaksi. Kode verifikasi menyelamatkan pengguna saat salah memasukkan data dalam transaksi. 

Baca juga: Mengapa Harus Verifikasi Identitas Saat Transaksi Online

Penyalahgunaan Kode Verifikasi 

  • Kode Verifikasi Asing 

Aplikasi seperti WhatsApp biasanya mengirimkan notifikasi ketika seseorang mencoba mendaftar akun dengan nomor handphone kamu. Nah, ketika menerima notifikasi tersebut, berarti seseorang telah memasukkan nomor handphone-mu dan meminta kode pendaftaran. 

Hal ini biasanya terjadi karena dua kemungkinan: Bisa karena seseorang salah mengetik dan memasukkan nomor handphone-mu, atau seseorang mencoba mengambil alih akunmu. 

Jika kamu menerima notifikasi, itu berarti seseorang telah memasukkan nomor handphone-mu dan meminta kode pendaftaran. Ketika seseorang mencoba mengambil alih akunmu, mereka membutuhkan kode verifikasi SMS yang dikirim ke nomor handphone-mu. Tanpa kode tersebut, mereka tidak dapat menyelesaikan proses verifikasi. Dengan demikian, akunmu tetap aman. 

  • Man-in-the-Middle Attack (MitM)

Serangan ini berupa penyerang mengintersepsi komunikasi antara dua pihak untuk mencuri kode verifikasi. Penyalahgunaan ini Ini bisa terjadi melalui jaringan Wi-Fi yang tidak aman atau perangkat yang telah terinfeksi malware. Penyerang kemudian menggunakan kode yang dicuri untuk mengakses akun pengguna.

  • Phishing 

Berkembangnya teknologi turut memudahkan peretas membuat kode verifikasi palsu. Para pelaku kejahatan siber memanfaatkan kode ini melalui taktik phishing. Apa itu?

Phishing adalah jenis penipuan di mana penjahat siber menyamar sebagai entitas yang sah lalu mengirim pesan berisi link ke nomor handphone atau alamat email korban. Jika tidak waspada, korban akan mengklik link tersebut dan dengan tidak sengaja membocorkan informasi sensitif atau menginstal malware.

Lalu bagaimana kode verifikasi digunakan untuk phishing? Penjahat siber yang menyamar mengirim pesan yang bombastis seperti adanya transaksi pada rekening korban atau korban menjadi pemenang undian berhadiah. Kemudian, penjahat siber menyuruh korban memverifikasi akun mereka dengan memasukkan kode verifikasi yang disediakan. Korban yang tidak curiga kemudian memasukkan kode tersebut, dan secara otomatis memberi akses akun kepada penjahat tersebut.

Menurut Anti-Phishing Working Group (APWG), serangan phishing yang melibatkan kode verifikasi telah meningkat. Di tahun 2022, mereka mengidentifikasi lebih dari 1 juta serangan phishing, dengan sebagian besar menargetkan kode verifikasi dan otentikasi multi-faktor.

Baca juga: Tren Serangan Siber di Indonesia

Lebih menakutkan lagi, penjahat siber menggunakan deepfake untuk melakukan phishing. Deepfake adalah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat video atau audio yang sangat mirip dengan aslinya, seringkali sulit dibedakan oleh mata atau telinga manusia. Teknologi ini telah disalahgunakan dalam berbagai bentuk serangan siber, salah satunya adalah phishing.

Phishing tradisional biasanya melibatkan email atau pesan teks palsu yang mencoba mengelabui penerima untuk memberikan informasi sensitif. Namun, dengan adanya deepfake, serangan phishing menjadi jauh lebih meyakinkan dan berbahaya. Misalnya, penyerang dapat membuat video palsu yang menampilkan seorang eksekutif perusahaan yang meminta transfer dana atau informasi sensitif.

Baca juga: Apa Itu Deepfake dan Ancamannya untuk Verifikasi? 

Menurut sebuah survei oleh Proofpoint pada tahun 2021, 74% organisasi di seluruh dunia mengalami serangan phishing. Artinya, phishing adalah serangan siber yang cukup serius. Dalam menghadapi ancaman ini, penting bagi individu dan organisasi untuk meningkatkan kewaspadaan dan menggunakan teknologi keamanan yang lebih canggih untuk mendeteksi dan mencegah serangan phishing berbasis deepfake.

Cara Melindungi Diri dari Penyalahgunaan Kode Verifikasi

Untuk melindungi diri dari penyalahgunaan kode verifikasi, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Selalu waspada terhadap pesan atau email yang mencurigakan: Jangan pernah memberikan kode verifikasi kepada siapa pun yang meminta melalui pesan atau panggilan tidak dikenal. 
  2. Gunakan jaringan yang aman: Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik untuk menerima atau memasukkan kode verifikasi. 
  3. Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada akun:  Cara ini menambah lapisan keamanan ekstra.
  4. Perbarui perangkat lunak dan aplikasi secara berkala: Pembaruan ini berguna untuk perbaikan keamanan pada perangkat. 
  5. Laporkan aktivitas mencurigakan: Jika kamu menerima notifikasi pengambilalihan akun atau merasa ada aktivitas mencurigakan, hubungi penyedia layanan dan laporkan kejadian tersebut.

Dengan memahami jenis-jenis kode verifikasi, kegunaan, dan penyalahgunaannya, kamu bisa mengambil langkah-langkah pencegahan. Ingat, jaga keamanan identitas digitalmu dengan berhati-hati dalam menerima dan memasukkan kode verifikasi.