BLOG | VIDA DIGITAL IDENTITY

Perkembangan Internet Terhadap Keamanan Data Pribadi

Written by VIDA | 2024 Jun 23 07:24:00

Perkembangan internet telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Internet memungkinkan kita untuk terhubung, berbagi informasi, dan melakukan berbagai aktivitas dengan lebih mudah dan cepat. Namun, perkembangan ini diiringi dengan tantangan baru dalam hal keamanan data pribadi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah perlindungan data pribadi hingga dampak perkembangan internet bagi keamanan data pribadi.

Sejarah Perkembangan Internet Terhadap Keamanan Data Pribadi

Perkembangan internet telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk keamanan data pribadi. Berikut sejarahnya:

1. Awal Mula Internet (1960-an hingga 1980-an)

Internet bermula dari proyek ARPANET yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada akhir 1960-an. Tujuannya adalah untuk menciptakan jaringan komputer yang bisa bertahan dalam situasi perang. Pada masa ini, keamanan data pribadi belum menjadi perhatian utama karena internet masih digunakan secara terbatas oleh kalangan militer dan akademis.

2. Pertumbuhan Internet Komersial (1990-an)

Pada 1990-an, internet mulai berkembang secara komersial dengan munculnya World Wide Web (WWW). Jumlah pengguna internet meningkat pesat dan perusahaan mulai berbisnis secara online. Namun, seiring dengan pertumbuhan ini, mulai muncul berbagai ancaman seperti virus komputer, serangan malware, dan kebocoran data.

3. Munculnya E-commerce dan Teknologi Enkripsi (Awal 2000-an)

Pada tahun ini, perkembangan internet mulai merabah e-commerce. Sehingga, kebutuhan akan keamanan data pribadi semakin meningkat. Teknologi enkripsi, seperti Secure Sockets Layer (SSL), mulai digunakan untuk melindungi transaksi online. Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet untuk transaksi keuangan, serangan seperti phising dan hacking juga semakin marak.

Baca juga: Pengertian Cyber Security, Jenis, dan Ancamannya

4. Era Media Sosial (Awal 2000-an hingga 2010-an)

Pada awal 2000-an, media sosial seperti Facebook dan Twitter mulai populer. Pengguna internet mulai berbagi informasi pribadi secara online tanpa rasa takut. Hal ini menciptakan peluang bagi pencurian identitas dan kejahatan siber lainnya. Serangan siber seperti malware, ransomware, dan phishing juga semakin berkembang.

5. Regulasi dan Perlindungan Data (2010-an hingga Sekarang)

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keamanan data pribadi, berbagai regulasi mulai diberlakukan. Di Indonesia, regulasi seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mulai diterapkan untuk mengatur keamanan data.

6. Era Teknologi Canggih dan Tantangan Baru (2020-an)

Saat ini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT) semakin berkembang. Meskipun teknologi ini membawa banyak manfaat, muncul juga tantangan baru dalam hal keamanan data pribadi. Beberapa diantaranya deepfake, AI-driven phishing, dan serangan IoT. Perusahaan teknologi pun mulai berlomba-lomba menciptakan teknologi yang dapat menangkal serangan tersebut.

Perkembangan Teknologi untuk Menjaga Data Pribadi

Internet mengalami beberapa masa sebelum akhirnya teknologi untuk melindungi data pribadi dibuat. Lalu apa saja perkembangan teknologi tersebut?

  • Enkripsi Data

Enkripsi adalah metode yang mengubah informasi menjadi kode yang hanya dapat dibaca oleh pihak yang memiliki kunci dekripsi. Penggunaan enkripsi telah menjadi standar dalam komunikasi online, terutama untuk transaksi finansial dan pertukaran data sensitif. Contoh enkripsi adalah SSL (Secure Sockets Layer) dan TLS (Transport Layer Security) yang digunakan untuk melindungi data saat ditransmisikan melalui internet.

  • Autentikasi Multi-Faktor (MFA)

Autentikasi Multifaktor adalah metode yang meningkatkan keamanan dengan meminta pengguna untuk memberikan dua atau lebih bukti identitas sebelum mengakses akun atau sistem. MFA biasanya menggabungkan sesuatu yang diketahui pengguna (seperti kata sandi), sesuatu yang dimiliki (seperti ponsel untuk menerima kode verifikasi), dan sesuatu yang merupakan bagian dari pengguna (seperti sidik jari).

Baca juga: Contoh Verifikasi yang Aman

  • Manajemen Identitas dan Akses (IAM)

IAM adalah kerangka yang membantu perusahaan mengelola identitas digital dan hak akses pengguna. IAM mencakup proses pendaftaran pengguna, pemberian dan pencabutan hak akses, serta pemantauan aktivitas pengguna.

  • Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML)

AI dan ML digunakan untuk mendeteksi dan merespons ancaman keamanan dengan lebih cepat dan akurat. Sistem berbasis AI dapat menganalisis pola dan perilaku untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau anomali dalam data. Dengan kemampuan ini, AI berperan dalam pencegahan serangan siber dan perlindungan data pribadi.

Ancaman Perkembangan Internet Bagi Data Pribadi

Perkembangan internet juga memberikan dampak terhadap keamanan data pribadi. Berikut beberapa risiko yang kemungkinan terjadi:

1. Pencurian Identitas

Salah satu dampak negatif terbesar dari internet adalah pencurian identitas. Penjahat siber dapat mencuri informasi pribadi seperti nomor KTP, alamat, tanggal lahir, dan informasi sensitif lainnya. Data ini kemudian dapat digunakan untuk melakukan penipuan, membuka akun bank, atau mengajukan pinjaman atas nama korban.

2. Phishing

Phishing adalah metode di mana pelaku menyamar sebagai entitas terpercaya untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi pribadi atau finansial mereka. Pelaku mengirimkan email, pesan teks, atau situs web palsu yang berisi tautan yang dimodifikasi untuk mencuri data pribadi korban.

3. Peretasan dan Malware

Perkembangan internet juga telah membawa ancaman peretasan dan penyebaran malware. Peretas menyusupkan perangkat lunak berbahaya yang diunduh tanpa disadari oleh pengguna. Setelah masuk, peretas dapat mencuri data, merusak sistem, atau bahkan mengunci data korban dan meminta tebusan (ransomware).

4. Pelacakan dan Pengumpulan Data

Pelacakan dan pengumpulan data adalah dampak negatif yang sering tidak disadari. Banyak situs web dan aplikasi mengumpulkan data pribadi pengguna tanpa izin yang jelas. Informasi ini sering digunakan untuk membuat profil pengguna yang kemudian bisa dijual ke pihak ketiga untuk tujuan yang melanggar privasi.

5. Kebocoran Data oleh Perusahaan

Banyak perusahaan mengumpulkan data pribadi pengguna untuk membuka akun dan menggunakan aplikasi mereka. Jika perusahaan tidak berhati-hati, proses ini bisa menjadi awal mula kebocoran data. Kebocoran terjadi ketika informasi dicuri oleh peretas, mengakibatkan informasi pribadi tersebar di internet dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Contoh Cyber Security dalam Perusahaan

Dari enkripsi hingga AI, perkembangan internet telah membantu melindungi informasi sensitif dari ancaman siber. Namun, keamanan data pribadi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi perlu ada kolaborasi antara pengguna, perusahaan pemberi layanan, penyedia sistem keamanan digital, hingga regulator.

Penting untuk memilih penyedia sistem keamanan digital yang andal dalam menjaga data pribadi. Salah satu penyedia yang dapat diandalkan adalah VIDA. Layanan verifikasi VIDA dirancang dengan kontrol penuh atas seluruh proses verifikasi, terlebih baru-baru ini VIDA meluncurkan Deepfake Shield, sebuah teknologi yang memperkuat keamanan proses verifikasi dari bahaya penipuan deepfake.

Bagi perusahaan, menjaga proses verifikasi identitas digital pengguna bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.