Verifikasi adalah alat untuk memastikan kebenaran identitas. Di era digital saat ini, verifikasi untuk penggunaan mobile banking telah menjadi kewajiban yang harus disediakan oleh bank. Mengapa verifikasi diperlukan? Apa saja jenis-jenis verifikasi? Artikel ini akan membahas selengkapnya.
Verifikasi memiliki sejumlah definisi menurut konteksnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), verifikasi adalah sebagai pemeriksaan mengenai kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dan sebagainya.
Pada intinya, verifikasi adalah proses membandingkan dua hal atau lebih untuk memastikan keakuratan dan kebenaran suatu informasi. Verifikasi juga dapat diartikan sebagai konfirmasi yang dilakukan dengan menyediakan bukti bersifat objektif.
Mungkin kamu sering mendengar veriifkasi dalam penelitian. Dalam konteks ini, verifikasi berarti proses menentukan kebenaran suatu pernyataan melalui metode empiris dan pengujian ilmiah untuk memastikan kebenarannya. Peneliti melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa data yang keluar sesuai dengan data yang diuji.
Sementara itu, verifikasi data adalah pemeriksaan kebenaran data. Verifikasi data dilakukan untuk membuktikan bahwa pengumpulan data memenuhi semua persyaratan, sehingga meminimalisir kesalahan pada saat input data dalam berbagai metode penelitian.
Bentuk verifikasi yang paling dekat dengan kehidupan sehari-harimu mungkin adalah saat membuat kata sandi. Aplikasi biasanya meminta kamu memasukkan kata sandi sebanyak dua kali. Ini contoh bahwa verifikasi adalah tahap yang memastikan bahwa data yang kamu entri tidak ada kesalahan. Kata sandi entri pertama diverifikasi terhadap kata sandi entri kedua.
Definisi verifikasi dalam penggunaan mobile banking adalah proses untuk memastikan bahwa pengguna yang mengakses layanan mobile banking adalah benar-benar pemilik akun yang sah. Proses ini melibatkan validasi berbagai kredensial digital, seperti KTP, data biometrik, atau informasi lain yang relevan.
Cara kerja verifikasi adalah pengguna diminta memasukkan PIN atau password yang telah ditetapkan untuk mengakses akun mereka. Lalu sistem memeriksa kecocokan informasi yang dimasukkan dengan data yang tersimpan.
Baca Juga: Contoh Verifikasi yang Aman dari Serangan Deepfake
Verifikasi ini menggunakan data biometrik seperti sidik jari, pengenalan wajah, atau pemindaian retina. Data biometrik ini unik dan tentu saja berbeda setiap individu, sehingga sangat sulit dipalsukan dan efektif mencegah akses tidak sah. Studi yang dilakukan Grand View Research menunjukkan, market size verifikasi biometrik secara global diperkirakan mencapai $59,31 miliar di tahun 2025, yang didorong oleh adopsi oleh mobile banking.
Baca Juga: Manfaat Verifikasi Digital Berbasis Biometrik
Cara kerja verifikasi adalah dengan menggabungkan dua metode verifikasi, seperti memasukkan password lalu mengonfirmasi dengan kode yang dikirim melalui SMS. Verifikasi dua faktor pada mobile banking sangat diperlukan untuk menambahkan lapisan keamanan tambahan agar penipu tidak mudah membobol akun.
Metode ini melibatkan penggunaan dokumen identitas resmi seperti KTP, paspor, atau SIM yang dipindai dan diverifikasi secara digital. Sistem yang digunakan untuk verifikasi ini adalah OCR (Optical Character Recognition). OCR dapat mengurangi risiko kesalahan entri data secara manual.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin banyak digunakan dalam proses verifikasi identitas. Menggunakan AI, fungsinya dalam verifikasi adalah menganalisis pola perilaku pengguna dan menelusuri aktivitas dalam internet. Data dari IBM menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam verifikasi identitas dapat mengurangi tingkat penipuan hingga 20%. Metode ini memberikan lapisan keamanan tambahan dengan mendeteksi aktivitas yang tidak biasa secara real-time.
Fungsi utama verifikasi adalah melindungi akun pengguna dari akses yang tidak sah. Pada mobile banking ketika data pribadi pengguna adalah syarat untuk melakukan transaksi, verifikasi diperlukan untuk mencegah pembobolan rekening, penipuan transaksi, dan pencurian identitas.
Sebagai alat kepatuhan regulasi, fungsi verifikasi adalah, memastikan bahwa bank memenuhi persyaratan keamanan yang ditetapkan oleh otoritas keuangan. Hal ini dapat risiko hukuman akibat ketidakpatuhan terhadap regulasi.
Survey FICO menunjukkan 60% pengguna kemungkinan besar menggunakan mobile banking jika mereka percaya pada keamanannya. Artinya, kepercayaan pengguna terhadap bank sangat didorong oleh keyakinan bahwa transaksi mereka aman. Dengan menerapkan verifikasi yang ketat, bank secara efektif membangun reputasi sebagai institusi yang mengutamakan keamanan.
Verifikasi data merupakan proses penting dalam memastikan kebenaran dan keakuratan informasi yang digunakan dalam berbagai keperluan. Proses ini tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan data, tetapi juga meningkatkan integritas data. Berikut kegunaan verifikasi data:
Tujuan utama data diverifikasi adalah untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan digunakan adalah akurat dan bebas dari kesalahan. Dengan data yang akurat, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif.
Verifikasi data juga penting dalam mengurangi risiko penipuan. Dalam konteks bisnis dan keuangan, verifikasi data memiliki sejumlah keuntungan. Utamanya adalah mencegah kesalahan perhitungan dan transaksi yang salah. Selain itu, verifikasi data juga dapat mencegah penipuan dengan memastikan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan dapat dipercaya. Misalnya, dalam dunia perbankan, verifikasi data nasabah adalah langkah penting untuk mencegah penipuan identitas dan aktivitas kejahatan lainnya.
Regulasi telah mengatur dengan ketat tentang pengelolaan data. Kegunaan verifikasi data yakni membantu organisasi memastikan bahwa mereka mematuhi semua persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku. Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di Indonesia, verifikasi data adalah salah satu langkah yang penting dalam memastikan keamanan dan kerahasiaan data pribadi. Dengan memastikan kepatuhan terhadap regulasi, organisasi dapat menghindari sanksi hukum dan menjaga reputasi mereka.
Baca Juga: Perbedaan Verifikasi dan Pengenalan Wajah
Data yang telah diverifikasi memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan. Di atas telah dibahas bahwa verifikasi bisa digunakan untuk bermacam-macam konteks. Dalam penelitian, misalnya, verifikasi data memastikan bahwa hasil yang diperoleh adalah valid dan dapat diandalkan.
Sementara dalam konteks bisnis, tujuan verifikasi adalah menganalisis dan mencocokkan data-data yang sudah ada. Contoh penggunaannya adalah ketika menganalisis tren pasar, perilaku konsumen, tren teknologi di masa depan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan bisnis.
Dengan memastikan bahwa data yang digunakan adalah benar dan akurat, verifikasi data dapat meningkatkan efisiensi operasional suatu bisnis. Data yang tidak akurat dapat menyebabkan proses bisnis yang tidak efisien dan memakan waktu. Sementara dengan verifikasi data, bisnis dapat mengkalkulasi perencaaan dengan tepat, sehingga dapat mengefisiensikan waktu dan biaya.
Pastikan bisnismu bekerja sama dengan pihak penyedia yang telah mendapat terdaftar secara resmi seperti VIDA. VIDA memiliki layanan VIDA Verify yang mampu membandingkan data biometrik dan demografis dengan database nasional. Teknologi yang digunakan VIDA telah terstandar NIST yang memiliki akurasi hingga 99,5% sehingga aman dan terpercaya.
Verifikasi adalah gerbang utama layanan keuangan untuk menyambut pengguna baru. Jika verifikasinya saja tidak aman, bagaimana pengguna bisa mempercayai layanan keuangan tersebut apalagi mobile banking-nya?