Sebagai pengguna teknologi digital, kamu pasti tak asing dengan proses autentikasi. Hampir semua aktivitas digital terutama transaksi membutuhkan autentikasi. Sederhananya, jika kamu pernah memasukkan nama pengguna (username) dan password saat masuk ke sebuah akun, itu adalah bentuk autentikasi. Sama halnya ketika akunmu meminta kode OTP, itu juga merupakan autentikasi.
Apa itu autentikasi dan mengapa penting untuk mengamankan akun, terutama dari penipuan digital seperti pengambilalihan akun (account takeover)? Nah, artikel ini akan mengupas tuntas hal-hal tentang autentikasi yang perlu kamu ketahui.
Apa Itu Autentikasi
Sederhananya, arti autentikasi adalah proses verifikasi identitas pengguna sebelum mengakses sistem atau data tertentu. Proses ini memastikan bahwa hanya individu berwenang yang dapat mengakses informasi pribadi pengguna dan melakukan transaksi.
Dikutip dari Microsoft Security, proses autentikasi mencakup tiga langkah utama:
- Identifikasi: Pengguna menetapkan akses mereka melalui nama pengguna (username).
- Autentikasi: Pengguna membuktikan identitasnya dengan memasukkan password dan OTP. Bisa juga dengan biometrik.
- Otorisasi: Sistem memverifikasi bahwa pengguna memiliki izin ke sistem yang mereka akses.
Jika proses autentikasi pada transaksi digital lemah, ada banyak risiko yang akan terjadi. Namun, yang paling membahayakan adalah kebocoran data yang berujung pada kerugian finansial.
Jenis-Jenis Autentikasi
Berikut jenis-jenis autentikasi yang penting untuk diketahui:
1. Single-Factor Authentication (SFA)
Metode autentikasi paling sederhana ini mengandalkan satu jenis kredensial, seperti password atau PIN saja. Makanya, SFA rentan terhadap peretasan karena hanya memiliki satu lapisan keamanan.
2. Two-Factor Authentication (2FA)
Autentikasi 2 faktor, seperti namanya, menambahkan lapisan keamanan dengan memerlukan dua bentuk verifikasi, misalnya password dan kode verifikasi OTP yang dikirim ke nomor terdaftar.
3. Multi-Factor Authentication (MFA)
Autentikasi ini menggunakan lebih dari dua faktor autentikasi, yaitu something you know, something you have, dan something you are. Dalam hal ini, contoh autentikasi yang digunakan adalah OTP, perangkat, dan biometrik.
4. Autentikasi Biometrik
Jenis autentikasi adalah menggunakan karakteristik unik individu, seperti sidik jari atau pengenalan wajah, untuk memverifikasi identitas. Metode ini sulit dipalsukan dan menawarkan keamanan tinggi.
5. Kode OTP
OTP merupakan kode unik berupa kombinasi angka yang dihasilkan secara otomatis oleh sistem keamanan untuk mengautentikasi pengguna. Kode ini hanya berlaku untuk satu sesi login atau transaksi.
6. Autentikasi Berkelanjutan (Continuous Authentication)
Autentikasi berkelanjutan dirancang untuk memonitor verifikasi identitas pengguna selama online atau menggunakan akun tersebut. Dalam autentikasi berkelanjutan, data biometrik, perilaku pengguna, alamat IP, lokasi geografis perangkat, sensor pada perangkat mobile, dan konteks aktivitas dipantau secara real-time untuk memastikan identitas pengguna. Jika sistem mendeteksi perubahan pola yang tidak sesuai, pengguna akan diminta untuk melakukan autentikasi ulang.
Fungsi Autentikasi
Dalam konteks keamanan informasi, autentikasi tidak hanya berfungsi sebagai gerbang masuk tetapi juga sebagai langkah pertama dalam melindungi data sensitif dari ancaman eksternal dan internal. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai fungsi autentikasi:
1. Verifikasi Identitas Pengguna
Fungsi utama autentikasi adalah memastikan bahwa seseorang yang mencoba mengakses akun adalah individu yang ia klaim. Sistem autentikasi memverifikasi kredensial pengguna, seperti kata sandi atau kode OTP, dengan data yang telah terdaftar sebelumnya.
Baca juga: Kode Verifikasi: Pengertian, Kegunaan, dan Penyalahgunaannya
2. Melindungi Data Sensitif Pengguna
Peran penting autentikasi adalah berperan penting dalam menjaga kerahasiaan data pribadi atau perusahaan. Dengan memastikan hanya pengguna sah yang dapat mengakses informasi, autentikasi mencegah data sensitif diakses oleh pihak tak berwenang.
3. Mengurangi Risiko Pengambilalihan Akun (Account Takeover)
Account takeover adalah bentuk penipuan digital di mana pelaku mendapatkan kredensial korban lalu menggunakannya untuk mengakses akun. Metode autentikasi yang lebih canggih seperti Multi-Factor Authentication (MFA) atau autentikasi biometrik, risiko account takeover dapat diminimalkan. Dengan MFA, meski password pengguna bocor, penyerang tetap tidak dapat mengakses akun karena memerlukan autentikasi lain.
4. Meningkatkan Keamanan Transaksi Digital
Dalam transaksi online, autentikasi memberikan jaminan bahwa hanya pengguna sah yang dapat menyelesaikan transaksi. Jika ada transaksi atau aktivitas mencurigakan, sistem autentikasi akan mendeteksi dan melakukan pencegahan sebelum resiko terjadi.
5. Menjamin Kepatuhan Regulasi
Sesuai undang-undang dan regulasi, banyak industri yang diharuskan untuk menerapkan autentikasi sebagai bagian dari kebijakan keamanan. Autentikasi membantu organisasi memenuhi standar tersebut dan menghindari sanksi hukum.
Cara Autentikasi Mencegah Account Takeover
Account takeover atau pengambilalihan akun terjadi ketika pihak tidak berwenang mendapatkan akses ke akun pengguna. Teknik yang digunakan di antara lain phishing, credential stuffing, dan malware. Setelah mendapatkan akses akun, pelaku akan menyalahgunakan data sensitif pengguna, melakukan transaksi, hingga mencuri uang.
Fungsi autentikasi adalah memverifikasi bahwa hanya pengguna sah yang dapat mengakses akun. Berikut caranya:
1. Autentikasi Berbasis Perangkat (Device-Based Authentication)
Sistem autentikasi ini melekatkan identitas pengguna pada perangkat mereka. Proses ini terjadi ketika pertama kali pengguna mendaftar, di mana sistem otomatis memverifikasi perangkat yang digunakan. Dengan autentikasi ini, meskipun password atau PIN akun bocor, akun tidak bisa diakses dari perangkat lain.
2. Autentikasi Wajah (Biometric Authentication)
Autentikasi wajah atau autentikasi biometrik menggunakan wajah pengguna yang telah terdaftar ketika membuat akun. Autentikasi biometrik menggunakan sejumlah teknologi, yakni:
- Liveness Detection: Teknologi ini dapat membedakan data biometrik asli dan palsu yang dibuat dengan deepfake. Teknologi ini mencegah pemalsuan data biometrik.
- Real-Time Face Matching: Teknologi ini memastikan bahwa autentikasi biometrik dilakukan oleh orang yang data biometriknya sudah terekam sebelumnya.
- Device-Based Security: Data biometrik ini terhubung ke perangkat pengguna, sehingga akses yang sah hanya dapat dilakukan menggunakan data biometrik dan perangkat yang sudah terverifikasi.
VIDA menghadirkan solusi autentikasi yang menggabungkan perangkat dan biometrik, memberikan lapisan keamanan yang melindungi akun pengguna dari kejahatan account takeover. Meski menggabungkan 2 lapisan autentikasi, prosesnya berlangsung dalam waktu cepat, hanya dalam hitungan detik. Pengguna cukup melakukan autentikasi biometrik, seperti selfie, sementara sistem otomatis memverifikasi identitas dan perangkat.
Baca lebih lanjut dalam whitepaper terbaru yang membahas khusus tentang pentingnya autentikasi perangkat dan biometrik untuk keamanan data pribadi.
Autentikasi adalah solusi yang memainkan peran krusial dalam menjaga keamanan data dan mencegah pengambilalihan akun. Dengan memahami berbagai jenis autentikasi dan fungsinya, serta menerapkan metode yang tepat, individu dan perusahaan dapat melindungi akun dari akses tidak sah.