Mau buka rekening lewat mobile banking, harus selfie. Mau mengajukan paylater, harus selfie. Mau bayar belanjaan di e-commerce, harus selfie. Apa, sih, kegunaan selfie itu?
Eits, itu bukan gaya-gayaan. Selfie merupakan bagian dari verifikasi identitas. Dalam transaksi digital, selfie ini disebut dengan verifikasi identitas. Tujuannya untuk memastikan bahwa yang melakukan tindakan adalah benar-benar orang tersebut yang sesuai dengan identitas resminya. Makanya, biasanya selfie ini dilakukan setelah kamu memberikan foto KTP-mu.
Verifikasi identitas adalah gebrakan yang sangat penting di dunia digital. Namun, beberapa waktu terakhir teknologi ini mendapat ancaman deepfake. Deepfake adalah foto, video, atau suara buatan AI yang mirip dengan realita. Deepfake mulai banyak digunakan untuk menipu sistem verifikasi identitas.
Bayangkan kalau selfie-mu ditiru oleh deepfake, lalu sistem verifikasi identitas mengira itu adalah kamu betulan? Wah, bahaya banget!
Nah, di sinilah pentingnya teknologi biometric liveness, lapisan keamanan tambahan yang memastikan bahwa setiap proses verifikasi benar-benar dilakukan oleh manusia hidup, bukan hasil manipulasi AI.
Apa Itu Biometric Liveness?
Biometric liveness penting banget dalam melindungi proses verifikasi identitas. Ini adalah teknologi yang digunakan untuk memastikan bahwa data biometrik seperti wajah atau suara benar-benar berasal dari manusia hidup pada saat proses verifikasi dilakukan.
Sederhananya, sistem ini membantu membedakan antara wajah asli dengan hasil cetak, video rekaman, topeng 3D, atau bahkan deepfake yang dihasilkan AI. Oleh karena itu, biometric liveness biasanya diintegrasikan ke dalam proses verifikasi dan otentikasi misalnya saat login aplikasi perbankan, melakukan verifikasi identitas, atau menandatangani dokumen digital.
Jenis-Jenis Biometric Liveness
Ada dua pendekatan utama dalam liveness detection: active dan passive.
1. Active Liveness Detection
Pernahkah saat melakukan “selfie”, kamu diminta untuk berkedip atau menoleh ke arah tertentu? Nah, inilah biometric liveness jenis active.
Dengan “tantangan” sederhana ini, sistem bisa memastikan bahwa pengguna memang hadir dan merespons secara real-time. Active liveness detection cocok untuk proses onboarding yang melibatkan risiko tinggi seperti pembukaan rekening bank atau verifikasi identitas awal.
2. Passive Liveness Detection
Sebaliknya, metode ini bekerja otomatis tanpa interaksi pengguna. Sistem akan menganalisis mikro ekspresi wajah, pencahayaan, tekstur kulit, refleksi cahaya, dan kedalaman gambar.
Passive liveness detection sangat praktis di sisi pengguna karena tidak dibutuhkan gerakan atau instruksi apapun. Oleh karena itu, metode biometric liveness ini populer untuk proses login cepat atau otentikasi transaksi yang tetap aman tanpa mengganggu pengalaman pengguna.
Risiko Fraud Jika Biometric Liveness Diabaikan
Tanpa biometric liveness, sistem biometrik bisa dengan mudah ditipu. Penipu cukup menggunakan foto, video, atau topeng silikon untuk mengelabui sistem. Risiko yang terjadi adalah pembobolan akun dengan wajah hasil edit hingga penyalahgunaan identitas.
Ada 2 jenis penipuan yang perlu diwaspadai, yakni presentation attack dan injection attack.
1. Presentation Attack
Presentation attack adalah jenis penipuan di mana pelaku menyodorkan bentuk fisik dari data biometrik palsu ke kamera saat melakukan verifikasi identitas.. Contoh data biometrik adalah foto wajah yang dicetak, video, hingga topeng 3D yang menyerupai wajah asli seseorang.
Meski tampak sederhana, metode ini masih sangat efektif terhadap sistem biometrik yang tidak dilengkapi liveness detection. Pelaku bisa dengan mudah login ke akun korban hanya dengan membawa foto dari media sosialnya.
2. Injection Attack
Berbeda dari presentation attack, injection attack adalah bentuk serangan yang lebih canggih dan berbahaya. Dalam skenario ini, pelaku tidak menyodorkan gambar atau video ke kamera secara langsung. Sebaliknya, mereka mengirimkan file digital hasil manipulasi langsung ke sistem, dengan cara:
- Menyuntikkan video deepfake ke dalam alur data sistem (tanpa lewat kamera)
- Mengirimkan input biometrik palsu ke API verifikasi
- Menipu sistem dengan konten digital sintetis yang tampak valid secara visual
Karena input ini tidak melalui kamera atau sensor fisik, sistem biasa tidak bisa membedakan apakah input tersebut benar-benar berasal dari manusia hidup atau dari software manipulatif.
Memperkenalkan: Teknologi Biometric Liveness VIDA
VIDA, sebagai penyedia solusi identitas digital bersertifikat di Indonesia, menghadirkan sistem biometric liveness detection dengan standar keamanan global. Teknologi ini sudah tersedia di seluruh lini produk VIDA, mulai dari proses verifikasi identitas, hingga tanda tangan digital.
Berikut keunggulan utama teknologi VIDA:
1. AI-Powered Passive Liveness
VIDA menggunakan teknologi ColorFlash, yang memanfaatkan pencahayaan dinamis untuk mendeteksi bagaimana cahaya alami memantul di kulit manusia. Pantulan cahaya ini tidak bisa dipalsukan oleh video atau gambar hasil manipulasi, membuat sistem mampu membedakan wajah asli dari deepfake secara real-time.
2. iBeta Level 2 PAD Certified
VIDA telah tersertifikasi iBeta Level 2 Presentation Attack Detection (PAD), salah satu standar tertinggi internasional dalam pengujian anti-spoofing. Artinya, sistem VIDA sudah terbukti tahan terhadap berbagai bentuk serangan—mulai dari foto, video replay, hingga topeng silikon dan deepfake berbasis AI.
3. Bagian dari Ekosistem Keamanan Menyeluruh
Teknologi biometric liveness VIDA bekerja dalam satu ekosistem untuk memastikan dokumen dan wajah cocok dengan data resmi Dukcapil dan Fraud Detection & AI Shield yang menganalisis pola perilaku mencurigakan dan mendeteksi indikasi penipuan sebelum terjadi.
Dengan kombinasi ini, VIDA menciptakan sistem keamanan berlapis yang tidak hanya mendeteksi identitas palsu, tapi juga mencegahnya sejak awal.
Dunia makin dikuasai oleh AI pada aspek apapun, mulai dari hiburan hingga keamanan digital. Biometric liveness adalah pertahanan penting yang membedakan manusia nyata dari tiruannya.
Bagi perusahaan, biometric liveness detection adalah keharusan untuk melindungi konsumen. Jika data konsumen terjaga, maka reputasi perusahaan ikut terangkat.
Dan bagi pengguna, biometric liveness memberikan rasa aman tanpa mengorbankan kenyamanan: cukup selfie, sistem akan memastikan kamu benar-benar dirimu.