Era digital turut membangun budaya digital di kalangan masyarakat. Budaya digital menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Budaya digital mencakup berbagai aktivitas, norma, dan praktik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam menggunakan teknologi digital.
Apa pengertian budaya digital? Bagaimana praktik budaya digital yang bijak terutama terkait data pribadi? Berikut penjelasannya.
Budaya digital atau biasa disebut kultur digital adalah kumpulan norma, praktik, dan nilai yang muncul seiring dengan penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Budaya ini mencakup berbagai aspek, mulai dari cara berkomunikasi, bekerja, hingga bersosialisasi secara online. Dengan adanya internet dan perangkat digital, budaya digital terus berkembang dan mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita.
Baca juga: Apa Itu Literasi Digital?
Budaya digital berkaitan dengan literasi digital, yaitu kemampuan seseorang menggunakan teknologi digital sebagai alat komunikasi, atau jaringan untuk mengakses, mengelola, menganalisis, dan mengevaluasi informasi secara kritis.
Beberapa praktik umum dalam budaya digital antara lain:
Media sosial ada contoh praktik budaya digital yang kita terapkan sehari-hari. Media sosial telah menjadi platform utama untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan teman, keluarga, rekan kerja, dan orang-orang di penjuru dunia.
E-commerce atau belanja online menjadi sangat populer karena kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan. E-commerce melahirkan budaya digital dalam bentuk belanja online. Pengguna dapat membeli berbagai produk dan jasa dari seluruh dunia hanya dengan beberapa klik.
Budaya digital yang cukup signifikan adalah pendidikan. Saat ini, pendidikan dan pelatihan bisa dilakukan secara online. Platform pembelajaran menyediakan kursus dalam berbagai bidang yang bisa diakses oleh siapa saja, di mana saja.
Produktivitas seringkali membutuhkan alat yang menunjang. Aplikasi produktivitas seperti mengelola proyek (project management), teleconference, atau penyimpanan digital adalah contoh budaya digital yang berlaku untuk keperluan pribadi maupun profesional.
Mengonsumsi konten audio atau video pada layanan streaming juga termasuk budaya digital. Membayar langganan setiap bulan adalah budaya yang lahir berkat maraknya layanan streaming.
Dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital, tantangan terkait keamanan data pribadi juga semakin kompleks. Berikut adalah beberapa tantangan utama:
Budaya digital menyebabkan masyarakat semakin nyaman menaruh dan mengakses data pribadi dari internet. Dampaknya, kasus kebocoran data pribadi semakin sering terjadi. Informasi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan data keuangan dapat bocor dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Contoh Kasus dan Dampak Penyalahgunaan Data Pribadi
Serangan siber seperti phishing, malware, dan ransomware mengancam keamanan data pribadi. Penjahat siber menggunakan berbagai teknik untuk mencuri data pribadi dan informasi sensitif.
Semakin terbiasa orang dengan budaya digital diikuti juga dengan banyaknya aplikasi dan layanan digital mengumpulkan data pengguna untuk berbagai tujuan, seperti penayangan iklan dan analisis pasar. Terkadang, data ini dijual kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pengguna, yang bisa mengakibatkan pelanggaran privasi.
Deepfake adalah konten sintetis berupa foto, audio, dan video yang dibuat menggunakan AI. Deepfake bisa meniru wajah seseorang dengan sangat akurat dan realistis. Saat ini, deepfake banyak beredar sebagai hiburan di media sosial. Namun, deepfake telah menjelma menjadi ancaman baru bagi keamanan data pribadi.
Baca juga: Contoh Verifikasi yang Aman dari Serangan Deepfake
Identitas digital memainkan peran penting dalam budaya digital dan keamanan data. Identitas digital mencakup informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi individu dalam dunia digital, seperti email, username, dan data biometrik.
Tanda tangan digital, misalnya, adalah salah satu bentuk identitas digital yang dapat digunakan untuk memverifikasi identitas seseorang secara online. Dengan meningkatnya ancaman terhadap data pribadi, penting bagi organisasi untuk memberi perhatian lebih terhadap keamanan data dan identitas pengguna.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Salah satu dampak budaya digital yang patut diwaspadai adalah kebiasaan kita membagikan informasi pribadi di internet. Informasi seperti nomor handphone, nama lengkap, bahkan nama saudara kandung potensi dimanfaatkan untuk mengulik informasi pribadi lainnya.
Gunakan password yang kompleks dan unik untuk setiap akun. Hindari penggunaan password yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau nama keluarga.
Autentikasi dua faktor menambah lapisan keamanan dengan meminta verifikasi tambahan selain password.
Jangan membagikan informasi pribadi yang sensitif secara sembarangan di media sosial atau platform digital lainnya.
Pastikan perangkat lunak dan aplikasi selalu diperbarui untuk mendapatkan patch keamanan terbaru. Gunakan antivirus dan firewall untuk melindungi perangkat dari ancaman siber.
Edukasi diri sendiri dan orang lain mengenai pentingnya keamanan data pribadi dan cara melindunginya. Banyak organisasi kini menawarkan pelatihan keamanan siber untuk meningkatkan kesadaran di kalangan karyawan dan pengguna.
Budaya digital telah mengubah cara kita hidup dan bekerja, tetapi juga membawa tantangan baru terkait keamanan data pribadi.
Gunakan VIDA untuk melindungi data pribadi di era budaya digital. Solusi VIDA seperti verifikasi, otentikasi, dan tanda tangan digital adalah lapisan keamanan yang diperlukan untuk menikmati teknologi digital tanpa mengorbankan data pribadi.
Tertarik menggunakan VIDA? Hubungi kami!