Penyalahgunaan data pribadi telah menjadi isu serius seiring berkembangnya teknologi digital. Banyak kasus penyalahgunaan data pribadi yang merugikan individu maupun organisasi. Nilai kerugiannya pun tidak sedikit. Pada salah satu kasus kebocoran data pribadi di Indonesia, sebuah perusahaan sampai merugi hingga miliaran dan perlu waktu lama untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Penyalahgunaan data pribadi merujuk pada penggunaan informasi pribadi seseorang tanpa izin atau dengan cara yang melanggar hukum. Hal ini dapat mencakup pengumpulan, penggunaan, atau pengungkapan data pribadi tanpa persetujuan yang sah dari pemilik data.
Berikut adalah beberapa contoh kasus penyalahgunaan data pribadi dan kerugian yang ditimbulkan.
Contoh Kasus Penyalahgunaan Data Pribadi
Menurut survei "Persepsi Publik atas Perlindungan Data Pribadi 2021" oleh Kominfo (dilansir dari Databoks) pada 11.000 lebih responden, 28,7% masyarakat mengaku pernah mengalami hal tersebut. Sebanyak 44,1% responden mengalami pengurangan uang di rekening bank dan 32,2% kehilangan saldo e-wallet akibat kebocoran data. Responden menganggap e-wallet dan rekening bank sebagai produk yang paling rentan terhadap kebocoran data. Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat tidak setuju dengan praktik berbagi atau menjual data pribadi antar lembaga.
Lalu apa saja kasus penyalahgunaan data pribadi yang pernah terjadi di Indonesia?
-
Kebocoran Data dari Layanan Online
Pencurian data pribadi yang paling umum dimulai dari kebocoran data. Rata-rata korban kebocoran data adalah pengguna aplikasi keuangan seperti bank, paylater, e-commerce, atau multi-payment.
Sudah banyak berita tentang kebocoran data yang dilakukan oleh peretas. Seorang individu mendapati bahwa informasi pribadinya seperti nama, NIK, nomor telepon, alamat, dan detail kontak lainnya telah bocor dari sebuah aplikasi yang ia gunakan. Data ini biasanya diunggah oleh peretas ke sebuah situs untuk diperjualbelikan kepada pihak yang menginginkannya. Data ini kemudian digunakan untuk berbagai tindakan penipuan.
Baca juga: Pengertian Cyber Security, Jenis, dan Ancamannya
-
Kebocoran Identitas Melalui Phishing
Kasus penyalahgunaan data pribadi ini tidak secara langsung dilakukan oleh peretas. Berbeda dengan kebocoran data, phishing dilakukan oleh pemilik data pribadi itu sendiri. Bagaimana caranya?
Seorang pengguna menerima email, SMS, atau WA yang tampaknya berasal dari lembaga terpercaya, contohnya lembaga keuangan tempat korban menyimpan uang. Isi pesan tersebut biasanya sangat mudah dipercaya, contohnya pengumuman pemenang undian berhadiah. Karena korban percaya, ia lantas memberikan informasi rekening dan data pribadi lainnya. Tanpa disadari, korban telah membocorkan informasi rahasianya sendiri kepada penipu yang kemudian digunakan oleh penipu untuk mengakses rekening banknya.
Pesan yang diterima juga biasanya berisi tautan. Korban disuruh mengklik tautan tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Ketika di-klik, ternyata tautan tersebut merupakan cara peretas mengambil informasi pribadi dari handphone korban.
-
Pencurian Data dari Perusahaan Teknologi
Pencurian data perusahaan teknologi merujuk pada serangkaian kejadian di mana informasi sensitif atau rahasia dari perusahaan teknologi diretas, dicuri, atau diakses secara ilegal oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini dapat melibatkan serangan terhadap data perusahaan, akses ilegal terhadap sistem komputer, atau pencurian perangkat keras seperti laptop atau server yang mengandung data penting.
Beberapa data perusahaan yang rentan dicuri yakni rancangan produk, kode sumber aplikasi, informasi pelanggan, data keuangan, serta rahasia dagang yang berpotensi memberikan keuntungan kompetitif besar bagi perusahaan.
Dampak dari pencurian data perusahaan teknologi bisa sangat luas, termasuk kerugian finansial karena hilangnya kepercayaan pelanggan, biaya pemulihan data dan sistem, serta potensi denda hukum dari otoritas regulasi jika data pelanggan terkena dampak.
Baca juga: Cyber Security yang Penting Bagi Perusahaan
Kerugian Penyalahgunaan Data Pribadi
Penyalahgunaan data pribadi dapat menyebabkan berbagai kerugian yang berdampak pada individu dan organisasi. Berikut beberapa kerugian utama yang kemungkinan terjadi.
Kerugian pada Individu
-
Kerugian Finansial
Salah satu dampak penyalahgunaan data pribadi yang paling dirasakan oleh individu adalah kerugian finansial. Ini bisa terjadi karena penipu kemungkinan besar menggunakan data pribadi untuk mengakses rekening bank, mengajukan pinjaman, atau melakukan pembelian tanpa izin.
-
Kerugian Reputasi
Individu juga dapat mengalami kerugian reputasi akibat penyalahgunaan data pribadi. Penipu yang mendapatkan data pribadi seseorang bisa melakukan apa saja terhadap data tersebut, seperti mengajukan pinjaman dan menyebar berita bohong.
-
Kerugian Emosional dan Psikologis
Penyalahgunaan data pribadi juga dapat menyebabkan stres emosional dan psikologis bagi individu yang terdampak. Rasa tidak aman, khawatir, dan takut akan privasi yang dilanggar dapat mengganggu mental seseorang.
Kerugian pada Perusahaan
-
Kerugian Hukum dan Regulasi
Perusahaan yang gagal melindungi data pribadi dapat menghadapi tuntutan hukum dan denda besar dari otoritas regulasi. Biaya hukum dan penyelesaian kasus juga bisa sangat mahal dan berdampak pada stabilitas finansial perusahaan.
-
Kerugian Finansial
Sama seperti pada individu, perusahaan juga mengalami kerugian finansial. Di perusahaan e-commerce, perbankan, atau fintech, data pribadi yang bocor sering digunakan untuk transaksi. Hal inilah yang menyebabkan pencurian data pribadi seringkali merugikan hingga miliaran bagi perusahaan.
-
Jatuhnya Reputasi Perusahaan
Pelanggaran data pengguna menunjukkan bahwa perusahaan gagal melindungi hak-hak pengguna dengan baik. Hal ini berdampak negatif pada reputasi perusahaan. Kerusakan reputasi dapat berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis perusahaan.
-
Penurunan Harga Saham
Reputasi perusahaan juga berdampak pada harga saham. Saham sebagai indikator kesehatan perusahaan sangat responsif terhadap peristiwa internal perusahaan. Kepuasan investor menjadi terganggu jika perusahaan mengalami kerugian akibat sistem keamanan data yang kurang baik.
-
Perubahan Kebijakan Bisnis
Sebagai akibatnya, perusahaan harus melakukan perubahan kebijakan, termasuk investasi, strategi, dan sumber daya manusia. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam jangka waktu tertentu, yang mengganggu kegiatan bisnis.
-
Kenaikan Biaya Operasional
Perubahan kebijakan juga melibatkan biaya tambahan. Biaya untuk mengatasi penipuan identitas termasuk biaya investigasi, kompensasi kepada konsumen, perbaikan sistem, dan biaya mitigasi reputasi perusahaan. Anggaran perusahaan perlu dievaluasi kembali, membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan.
-
Dampak pada Keamanan Nasional
Penyalahgunaan data pribadi dalam skala besar dapat mengancam keamanan nasional. Informasi sensitif yang jatuh ke tangan yang salah dapat digunakan untuk tujuan spionase, sabotase, atau serangan siber terhadap infrastruktur kritis.
Agar terhindar dari penyalahgunaan data pribadi, gunakan layanan yang menggunakan teknologi canggih dalam proses verifikasi identitas digital. Sebagai perusahaan teknologi, VIDA menawarkan solusi verifikasi untuk melindungi data pribadi. Saat ini, VIDA fokus pada pengembangan dan peningkatan solusi verifikasi serta tanda tangan digital. Kombinasi kedua solusi ini dapat diintegrasikan dalam berbagai platform sesuai kebutuhan perusahaan. Hubungi tim VIDA untuk mendapatkan informasi layanan lebih lanjut.