Internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Internet membawa berbagai kemudahan dan inovasi dalam banyak hal. Namun, di balik segala manfaatnya, tersimpan dampak negatif internet yang tidak bisa selalu kita kendalikan. Salah satunya adalah dampak negatif internet bagi keamanan data pribadi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa saja dampak negatif internet bagi data pribadi dan mengapa penting bagi pengguna untuk berhati-hati serta menggunakan metode verifikasi yang aman.
Data Pribadi pada Dunia Digital
Data pribadi yang diunggah ke internet telah menjadi identitas digital kita. Identitas digital adalah informasi elektronik yang merepresentasikan seseorang di dunia maya. Fungsinya sama seperti data pribadi berbasis kertas (identitas fisik), sehingga keamanannya pun harus terjaga.
Data pribadi pada dunia digital dapat digunakan sebagai kredensial jika:
- Seseorang hanya memiliki satu identitas dalam suatu sistem.
- Seseorang menyadari bahwa informasi mereka telah dikumpulkan oleh sistem.
- Identitas tersebut diverifikasi dan diautentikasi.
- Seseorang dapat memastikan bahwa data mereka aman dan hanya dapat diakses oleh mereka sendiri.
Karena data pribadi berbentuk digital tersebar di internet, data pribadi digital rentan menjadi sasaran pencurian. Sudah banyak ditemui kasus pembobolan data pribadi yang akhirnya berakibat pada pencurian uang di dalam rekening.
Baca juga: Definisi Cyber Security, Jenis, dan Ancamannya
Dampak Negatif Internet Bagi Data Pribadi
Sebagian besar kasus pembobolan yang berakibat kerugian finansial bermula dari tidak berhati-hatinya sebuah sistem dalam menjaga data pribadi. Nah, berikut dampak negatif internet bagi data pribadi yang perlu kita waspadai.
1. Pencurian Identitas
Salah satu dampak negatif internet terbesar adalah pencurian identitas. Pelaku kejahatan siber dapat mencuri informasi pribadi seperti nomor KTP, alamat, tanggal lahir, dan informasi sensitif lainnya. Data ini kemudian bisa digunakan untuk melakukan penipuan, membuka akun bank, atau mengajukan pinjaman atas nama korban.
2. Phishing
Phishing adalah metode dengan cara pelaku menyamar menjadi entitas terpercaya lalu mengelabui korban untuk mengungkapkan informasi pribadi atau finansial mereka. Pelaku mengirimkan email, pesan teks, atau situs web palsu yang berisi link lalu mempengaruhi korban untuk mengklik link tersebut. Padahal link itu sudah dimodifikasi untuk mencuri data pribadi korban. Bagi yang tidak tahu, serangan phishing bisa sangat meyakinkan dan sering kali menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
3. Peretasan dan Malware
Dampak negatif internet ini dilakukan dengan cara peretas atau hacker menyusupkan perangkat lunak berbahaya (malware) yang diunduh tanpa disadari pengguna. Setelah berhasil masuk, hacker dapat mencuri data, merusak sistem, atau bahkan mengunci data korban dan meminta tebusan (ransomware).
4. Pelacakan dan Pengumpulan Data
Salah satu dampak negatif internet yang jarang kita sadari adalah pelacakan dan pengumpulan data. Banyak situs web dan aplikasi mengumpulkan data pribadi pengguna tanpa izin yang jelas. Informasi ini sering kali digunakan untuk profil pengguna, yang kemudian bisa dijual ke pihak ketiga untuk tujuan pemasaran. Lebih parah lagi, digunakan dalam kegiatan yang melanggar privasi.
5. Kebocoran Data oleh Perusahaan
Banyak aplikasi perusahaan yang mengumpulkan data pribadi pengguna agar dapat membuka akun dan menggunakan aplikasi tersebut. Jika perusahaan tidak berhati-hati, proses inilah menjadi awal mula kebocoran data pengguna. Kebocoran terjadi ketika informasi ini dicuri oleh hacker, lalu mengakibatkan informasi pribadi tersebar di internet dan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Contoh Cyber Security dalam Perusahaan
6. Penyalahgunaan Media Sosial
Dampak negatif internet bagi data pribadi sering juga dilakukan oleh pengguna itu sendiri. Saat bermain media sosial, tanpa sadar pengguna membagikan data pribadi kepada khalayak luas. Data yang tersebar ini kemudian bisa disalahgunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari pencurian identitas hingga stalking dan cyberbullying. Informasi yang diposting di media sosial juga dapat digunakan oleh peretas untuk menebak pertanyaan keamanan dan kata sandi.
7. Akses ke Informasi Pribadi oleh Aplikasi Pihak Ketiga
Banyak aplikasi meminta akses ke data pribadi pengguna tanpa memberikan alasan yang jelas mengapa data tersebut dibutuhkan. Data ini bisa disalahgunakan atau dijual ke pihak ketiga tanpa sepengetahuan pengguna.
8. Deepfake dan Manipulasi Data
Data pribadi juga termasuk data biometrik (wajah, sidik jari, atau retina). Perkembangan teknologi menyebabkan munculnya bentuk pencurian data pribadi baru, yakni dengan teknologi deepfake. Teknologi ini digunakan untuk membuat video atau audio palsu yang tampak nyata. Data biometrik seseorang dapat dipalsukan dengan tujuan mengakses akun pribadi, melakukan transaksi, mengakses informasi pribadi seperti rekam medis, dan tindakan kriminal lainnya.
Lindungi Data Pribadi dengan Verifikasi yang Aman
Jangan khawatir, dampak negatif internet bagi keamanan data pribadi dapat dicegah. Salah satu caranya adalah menggunakan metode verifikasi yang aman. Berikut beberapa cara melindungi data pribadi:
Baca juga: Apa Itu Verifikasi dan Jenis-Jenisnya
1. Perlindungan Data Sensitif
Verifikasi aman membantu memastikan bahwa data sensitif hanya diakses oleh pihak yang berwenang. Dengan metode seperti autentikasi dua faktor (2FA) atau biometrik, keamanan data pribadi dapat ditingkatkan secara signifikan. Selalu tambahkan lapisan keamanan ekstra dengan 2FA, yang mengharuskan pengguna memasukkan kode yang dikirim ke perangkat mereka selain kata sandi.
2. Gunakan Enkripsi
Dengan verifikasi yang kuat, risiko akses tidak sah ke akun dan informasi pribadi dapat diminimalisir. Teknologi seperti enkripsi dan tokenisasi membantu melindungi data dari penyusup.
3. Menangkal Serangan Phishing
Jangan mengklik tautan yang mencurigakan atau tidak dikenal dalam email, pesan teks, atau situs web. Verifikasi terlebih dahulu sumbernya. Verifikasi aman dapat membantu menangkal serangan phishing dengan memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses akun mereka, meskipun ada upaya penipuan yang mengelabui mereka untuk memberikan informasi login.
4. Perbarui Kata Sandi Secara Berkala
Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun, dan perbarui secara berkala untuk mengurangi risiko peretasan.
5. Gunakan Aplikasi Keamanan
Pasang aplikasi keamanan dan perangkat lunak antivirus yang terpercaya pada perangkat untuk melindungi dari malware dan ancaman siber lainnya. Jangan lupa untuk menyesuaikan pengaturan privasi di media sosial dan aplikasi untuk mengontrol informasi pribadi apa saja yang dapat diakses oleh publik.
Upaya untuk menangkal dampak negatif internet bagi keamanan data pribadi tidak dapat dilakukan sendirian. Perlu ada kolaborasi antara pengguna, penyedia platform, perusahaan pemberi layanan, hingga regulator.
VIDA sebagai perusahaan identitas digital terpercaya memiliki layanan verifikasi yang dapat membantu meningkatkan keamanan data pribadi. Verifikasi yang aman dari VIDA telah diperkuat dengan kemampuan untuk mengontrol seluruh proses verifikasi sehingga upaya peretasan dapat dicegah lebih cepat.