Anda hobi mengunggah foto diri ke internet? Hati-hati, itulah tahap awal pembuatan deepfake. Saat ini, membuat deepfake sangat mudah dengan beragam aplikasi yang tersedia melalui handphone maupun komputer. Deepfake sebenarnya sesederhana mengubah wajah kita menjadi wajah orang lain, baik dalam bentuk foto atau video. Lalu bagaimana prosesnya?
Teknologi AI yang amat penting dalam pengembangan deepfake adalah Generative Adversarial Networks (GANs). Sistem ini terdiri dari dua jaringan: Generator dan Discriminator. Keduanya saling berkompetisi untuk menghasilkan data sintetis (foto, video, dan audio) berkualitas tinggi yang mirip dengan aslinya. Untuk menghasilkan deepfake, ada sejumlah proses yang harus dilalui GANs.
1. Pengumpulan dan Pra-Pemrosesan DataInilah alasan saat ini Anda harus waspada ketika membagikan foto diri ke internet. Sebab, foto tersebut akan dikumpulkan dan menjadi model pembelajaran AI. Semakin banyak foto diri Anda dengan berbagai ekspresi, semakin cerdas AI meniru wajah Anda. Tak hanya ekspresi, data yang dikumpulkan juga mencakup pose, tekstur wajah, lekukan wajah, hingga jumlah kedipan mata.
2. Pelatihan Model DeepfakeMemanfaatkan data yang dikumpulkan, AI memetakan fitur wajah individu target ke subjek yang diinginkan. Misalnya, ekspresi wajah Anda yang ditempelkan ke dalam wajah presiden. Fase ini memaksimalkan proses penempatan fitur-fitur wajah, pencocokan tekstur wajah, hingga pencocokan ekspresi seperti jumlah kedipan mata. Semakin banyak data wajah Anda dan data wajah presiden, semakin tinggi kualitas hasilnya.
3. Finalisasi HasilSetelah deepfake berhasil dibuat, selanjutnya adalah finalisasi hasil deepfake dengan cara meningkatkan realisme dan menghilangkan cacat dalam output. Misalnya, memperhalus gerakan wajah, koreksi warna wajah, pencampuran tekstur wajah, atau menyelaraskan gerakan bibir dengan audio.
Secara singkat, proses pembuatan deepfake semakin mudah apabila semakin banyak data yang dikumpulkan. Itulah mengapa pada awal artikel ini ditekankan bahwa foto diri yang diunggah ke internet berpotensi menjadi deepfake, apalagi jika Anda telah menjadi target penipuan yang diincar sejak lama.
Sebab, deepfake bukan hanya untuk hiburan, tetapi telah berkembang menjadi bentuk pencurian identitas. Foto wajah Anda yang dicuri dari internet bisa digunakan oleh penipu untuk mengakses data pribadi, rekening, atau informasi sensitif lainnya dengan cara mengecoh proses verifikasi biometrik wajah.
Sementara itu, perusahaan sebaiknya berinvestasi verifikasi biometrik di dalam sistem keamanan. Tak hanya itu, verifikasi biometrik wajah juga harus dilindungi sistem keamanan yang mencegah akses deepfake. Sebab, kecanggihan teknologi saat ini membuat verifikasi biometrik berpotensi disusupi penipu berkedok deepfake.
Sebagai bagian dari solusi perlindungan data, VIDA menawarkan pengembangan teknologi yang lebih terkini yakni VIDA Deepfake Shield. Dalam hal ini, VIDA telah diperkuat dengan kemampuan untuk mengontrol seluruh proses menuju akses sistem biometrik, sehingga celah fraud sekecil apapun bisa cepat dicegah.