Identitas diri adalah sesuatu yang melekat pada diri kita sebagai manusia. Identitas diri membedakan individu satu dengan yang lainnya, sehingga bisa dikatakan tidak ada identitas diri yang sama antar individu.
Identitas diri mendefinisikan kita dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Mustahil seseorang tidak memiliki identitas diri. Karena meskipun sesederhana nama panggilan, itu juga merupakan identitas diri.
Di era digital ketika hampir semua warga dunia terhubung ke internet, kerahasiaan identitas diri tidak seketat dulu. Saat ini, identitas diri mencakup bagaimana diri kita dikenali di dunia digital. Ketika identitas diri terekspos, risiko seperti pencurian data, penyalahgunaan akun, bahkan kerugian finansial bisa muncul.
Maka dari itu, penting untuk menjaga identitas diri di dunia digital. Bagaimana caranya? Yuk, simak artikel ini!
Apa itu Identitas Diri?
Secara umum, identitas diri adalah keseluruhan informasi yang menunjukkan siapa diri kita sebagai individu—mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, alamat, hingga karakteristik pribadi seperti sidik jari atau tanda pengenal resmi.
Identitas diri adalah elemen penting untuk memastikan atau memverifikasi bahwa kamu adalah kamu–tidak ada dua “kamu” di dunia ini. Pengertian identitas diri sangat luas tergantung bidang ilmu yang mempelajarinya. Namun, mari kita bahas identitas diri yang terlihat dan paling dasar.
Identitas diri adalah serangkaian data yang menjelaskan siapa kamu, baik secara administratif, sosial, maupun digital. Identitas ini bisa berupa informasi tetap (seperti nama dan tanggal lahir), maupun informasi yang berubah seiring waktu (seperti alamat atau pekerjaan).
Beberapa contoh identitas diri yang sering digunakan di kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan pribadi maupun resmi, antara lain:
- Nama lengkap
- Tempat & tanggal lahir
- Jenis kelamin
- Alamat tinggal
- Kewarganegaraan
- Nomor Induk Kependudukan (NIK)
- Paspor atau SIM
- NPWP
- Foto diri atau sidik jari (biometrik)
- Nomor telepon & alamat email
- Pekerjaan, jabatan, atau instansi tempat bekerja
Namun dalam pengertian yang lebih luas, "identitas diri" mengacu pada atribut yang melekat dan dikenali oleh orang lain, bisa berupa nilai hidup, keyakinan, dan peran sosial.
Apapun definisi identitas diri, itu telah membentuk identitas diri secara utuh, baik dalam interaksi sosial, profesional, maupun digital.
Identitas Diri dalam Dunia Digital
Saat dibawa ke dunia digital, berbagai jenis identitas diri ikut terbentuk dan melekat pada aktivitas digital kita. Berikut beberapa jenis identitas digital yang biasa digunakan dalam dunia digital:
1. Identitas Akun Media Sosial
Nama pengguna, foto profil, bio, followers dan following, hingga interaksi kita di platform seperti Instagram, Facebook, LinkedIn adalah identitas akun media sosial, yang juga membentuk identitas diri.
2. Identitas Finansial / Transaksional
Identitas finansial atau transaksional mencakup segala informasi pribadi yang berkaitan dengan aktivitas keuangan kita. Contohnya: nomor rekening, nomor kartu kredit, mutasi rekening, data pinjaman atau cicilan, hingga data keuangan pribadi.
Informasi ini sering kali digunakan untuk memverifikasi identitas saat bertransaksi, baik online maupun offline. Oleh karena itu, identitas diri adalah bagian penting dari keamanan finansial.
3. Identitas Biometrik
Identitas biometrik adalah data tubuh unik yang digunakan untuk mengenali dan mengautentikasi identitas seseorang secara digital. Contoh identitas biometrik yakni sidik jari, pengenalan wajah (face recognition), scan retina atau iris, dan suara.
Biometrik sering digunakan untuk membuka smartphone, login ke aplikasi bank, atau menandatangani dokumen secara digital. Dalam konteks ini, biometrik sebagai identitas diri adalah sesuatu yang tidak bisa dipinjam atau ditiru, karena sistem akan mencocokkan identitas digital-mu dengan fitur biometrik yang hanya Anda miliki.
- Identitas Pemerintah Elektronik
Identitas ini mengacu pada identitas resmi yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah dalam bentuk digital atau yang bisa diakses secara elektronik, seperti: e-KTP, paspor elektronik (e-passport), NPWP digital, BPJS atau NIK online, dan data Dukcapil.
Di era digital, identitas diri adalah gerbang utama untuk mengakses layanan publik, sehingga harus dijaga agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain untuk urusan hukum atau administratif.
- Identitas Perangkat
Setiap perangkat digital yang kamu gunakan memiliki identitas unik yang terhubung ke identitas diri kita. Contoh: IMEI (untuk smartphone) dan alamat IP.
Data ini biasanya digunakan untuk sistem keamanan, otorisasi login, hingga pelacakan aktivitas.
Dalam ekosistem digital, identitas diri adalah gabungan antara dirimu dan perangkat yang kamu pakai. Maka, menjaga keamanan perangkat juga sama pentingnya dengan menjaga data pribadi.
Ketika kita memahami bahwa identitas diri adalah lebih dari sekadar dokumen fisik, maka kita bisa melihat bahwa menjaga identitas dalam dunia digital menuntut perhatian yang berbeda.
Risiko Kebocoran Identitas Diri di Era Digital
Ketika hampir semua aktivitas harian dilakukan secara online, risiko kebocoran identitas diri meningkat drastis. Data pribadi yang terekam di berbagai platform bisa tersebar tanpa disadari, apalagi jika Anda menggunakan WiFi publik, menyimpan data penting di galeri HP, atau sembarang mengisi formulir online.
Beberapa resiko umum akibat kebocoran identitas diri antara lain:
- Penyalahgunaan identitas: seperti pembukaan rekening atau pinjaman online atas nama Anda.
- Pemalsuan dokumen: seperti KTP, NPWP, atau tanda tangan digital hasil scan yang digunakan untuk transaksi ilegal.
- Akses tidak sah ke akun pribadi: termasuk akun bank, email, dan layanan penting lainnya.
- Kehilangan kendali atas data pribadi: karena identitas tersebar di banyak sistem yang tidak Anda kontrol.
Laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan bahwa lebih dari 800 juta anomali trafik berpotensi mencuri data pribadi terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2023. Ini artinya, identitas diri adalah target utama serangan digital di masa kini.
Cara Melindungi Identitas Diri
Agar terhindar dari penyalahgunaan identitas diri, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Hindari Bagikan Data Pribadi Sembarangan
Jangan pernah asal unggah atau kirim dokumen seperti KTP, NPWP, kartu keluarga, atau slip gaji ke media sosial atau grup chat publik. Sekali tersebar, kamu tidak bisa mengontrol siapa yang melihat dan menggunakannya.
2. Gunakan Password yang Kuat dan Berbeda untuk Setiap Akun
Banyak orang masih menggunakan password yang sama untuk semua akun. Padahal jika satu akun diretas, seluruh identitas diri bisa tersebar. Gunakan kombinasi huruf besar-kecil, angka, dan simbol. Dan juga, gunakan password berbeda untuk setiap akun yang kamu miliki.
3. Aktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA)
Langkah ini memberi lapisan keamanan ekstra. Jika password-mu bocor, akun tetap terlindungi karena butuh kode OTP atau autentikasi lain untuk bisa diakses.
4. Periksa Izin Aplikasi di Perangkat
Banyak aplikasi minta akses ke kamera, galeri, atau lokasi padahal tidak dibutuhkan. Cek ulang izin aplikasi secara berkala dan cabut akses yang mencurigakan atau tidak relevan. Pemeriksaan ini penting terutama jika kamu banyak mengunduh aplikasi bukan dari sumber resmi seperti App Store dan Play Store.
5. Waspadai Link Phishing dan Email Palsu
Jangan asal klik link dari pengirim yang tidak dikenal. Banyak modus penipuan yang berpura-pura sebagai instansi resmi untuk mencuri informasi login atau data pribadimu.
Singkatnya, identitas diri adalah fondasi penting di dunia nyata dan di dunia digital. Saat identitas tersebut mulai terhubung ke berbagai akun, layanan, dan perangkat, menjaga identitas diri menjadi tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan.
Mulai dari sekarang, jaga identitas diri Anda di dunia digital dengan bijak.