Skip to content
cybersecurity

Jun 14, 2024

Perbedaan Hacker dan Cracker dalam Dunia Keamanan Siber

Hacker dan cracker adalah dua pelaku utama dalam dunia kejahatan siber. Apa perbedaan keduanya? Apakah mereka sama-sama merugikan? Baca artikel berikut.

Dunia keamanan siber (cyber security) memiliki dua pelaku utama yang menjadi perhatian khusus, yakni keberadaan hacker dan cracker. Perbedaan antara hacker dan cracker seringkali membingungkan bagi banyak orang, karena kedua istilah tersebut kerap digunakan secara bergantian dalam konteks keamanan cyber. Namun, ada perbedaan mendasar antara keduanya

Apa perbedaan hacker dan cracker di dalam dunia keamanan siber? Bagaimana cara kerja masing-masing? Yuk, simak penjelasan di artikel ini!

Apa Itu Hacker

Hacker adalah individu yang memiliki kemampuan pemrograman untuk menemukan celah kelemahan pada sistem komputer. Hacker biasanya memiliki tujuan yang beragam, seperti membobol sistem keamanan, memperoleh akses tidak sah, atau mencuri informasi sensitif.

Apa Itu Cracker

Mirip dengan hacker, cracker juga terlibat dalam aktivitas peretasan. Namun, cracker melakukan peretasan dengan tujuan kriminal. Cracker bekerja secara ilegal dan khusus meretas sistem dari jarak jauh untuk mencuri data dan merusaknya secara permanen.

Perbedaan Hacker dan Cracker

Perbedaan hacker dan cracker tergantung pada cara kerja, tujuan, kerusakan yang disebabkan, dan faktor lainnya. Meskipun sama-sama aktivitas meretas, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

Berikut perbedaan hacker dan cracker yang harus kamu ketahui.

1. Tujuan

  • Hacker menggunakan keahlian peretasan untuk berbagai tujuan yang tidak semuanya kriminal. Terkadang, hacker dipekerjakan untuk menemukan dan memperbaiki kelemahan dalam sistem keamanan. Hacker pun bisa bekerja secara legal dan etis.
  • Cracker menggunakan keahlian mereka untuk memecahkan atau mengakali sistem keamanan dengan tujuan kriminal. Perbedaan hacker dan cracker adalah cracker meretas sistem komputer, jaringan, atau perangkat lunak untuk tujuan merusak, mencuri informasi, atau mendapatkan keuntungan ilegal.

2. Jenis-jenisnya

  • Hacker: Hacker memiliki berbagai jenis tergantung tujuannya, seperti White Hat Hackers yang bekerja secara etis untuk menemukan dan memperbaiki kelemahan keamanan atau Red Hat Hackers, yakni hacker yang sengaja direkrut pemerintah untuk menemukan bug dalam sistem website pemerintah.
  • Cracker: Di dalam istilah hacker, cracker sama dengan Black Hat Hacker, alias hacker yang membobol sistem komputer dengan niat jahat atau kriminal, biasanya untuk tujuan ilegal. Black hat hacker mengeksploitasi kelemahan dalam sistem untuk melakukan kerusakan seperti mencuri data pribadi dan merusak sistem jaringan.

3. Motivasi

  • Hacker: Hacker bisa beroperasi secara etis dan legal, dengan tujuan membantu memperkuat keamanan sistem.
  • Cracker: Sebaliknya, cracker selalu memiliki niat jahat dan terlibat dalam kegiatan ilegal.

4. Keterampilan dan Pengetahuan

  • Hacker: Perbedaan antara hacker dan cracker terletak pada keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Seorang hacker memiliki pengetahuan mendalam tentang bahasa pemrograman dan sistem operasi (OS), sehingga mereka bisa meretas dengan berbagai cara.
  • Cracker: Cracker tidak memerlukan keterampilan yang banyak. Cracker cukup memiliki pengetahuan tentang beberapa trik ilegal yang membantu mereka mencuri data.

5. Alat yang Digunakan

  • Hacker: Hacker memiliki kemampuan hacking tingkat tinggi, sehingga bisa menggunakan alat legal mereka sendiri untuk memeriksa kekuatan jaringan, membangun sistem keamanan sendiri, dan melindungi sistem dari ancaman siber.
  • Cracker: Cracker tidak memiliki alat mereka sendiri karena kemampuannya yang belum terlalu mumpuni. Mereka menggunakan alat orang lain untuk melakukan aktivitas ilegal dan merusak/ mengkompromikan sistem.

6. Keamanan Data

  • Hacker: Hacker yang legal dan etis pada umumnya melindungi data dan tidak pernah mencuri atau merusaknya. Satu-satunya tujuan mereka adalah untuk mendapatkan pengetahuan dari data dan informasi yang bersangkutan.
  • Cracker: Sementara cracker biasanya mencuri, menghapus, atau merusak data yang mereka temukan dari celah kelemahan sistem.

7. Kerusakan yang ditimbulkan

  • Hacker: Hacker beroperasi secara etis dan legal dengan tujuan membantu memperkuat keamanan sistem, kerusakan yang ditimbulkan hacker tidak selamanya merugikan.
  • Cracker: Sebaliknya, cracker selalu memiliki niat jahat dan terlibat dalam kegiatan ilegal. Sehingga, peretasan yang dilakukan cracker akan selalu menyebabkan kerugian, mulai dari kerusakan sistem, kehilangan data, hingga kerugian finansial.

Metode yang Digunakan Hacker dan Cracker

Meski telah banyak perbedaan hacker dan cracker, keduanya sama-sama menggunakan berbagai metode untuk meretas sistem dan mencuri data. Berikut metode yang mereka gunakan:

1. Peretasan Kata Sandi

Hacker dan cracker sering meretas kata sandi menggunakan berbagai metode seperti menebak kombinasi kata sandi atau menggunakan algoritma yang menghasilkan kombinasi angka, huruf, dan simbol.

2. Infeksi dengan Malware

Metode yang digunakan hacker dan cracker ini melibatkan penyebaran virus atau malware melalui berbagai celah yang terhubung ke internet seperti email, file unduhan, atau koneksi Wifi. Pengguna biasanya menerima pesan yang meminta mereka mengklik atau mengunduh file tertentu, yang kemudian menginfeksi dan merusak sistem komputer.

3. Rekayasa Sosial (Social Engineering)

Rekayasa sosial adalah teknik manipulatif yang digunakan hacker dan cracker untuk mengeksploitasi kesalahan manusia dan mendapatkan informasi pribadi atau keuangan.

4. Pemanfaatan Wi-Fi yang Tidak Aman

Hacker dan cracker dapat menyusup ke perangkat pengguna dengan memanfaatkan jaringan Wi-Fi terbuka yang tidak aman. Metode ini dikenal sebagai wardriving. Setelah terhubung, hacker hanya perlu melewati keamanan dasar untuk mengakses perangkat yang terhubung ke jaringan tersebut.

5. Injection Attack

Injection Attack adalah serangan berupa injeksi kode atau perintah berbahaya ke dalam sistem biometrik untuk memanipulasi sistem. Contohnya, penipu menginjeksikan data biometrik palsu ke dalam sistem pengenalan wajah (face recognition) yang ada pada sistem verifikasi. Serangan ini bertujuan untuk mendapatkan akses ilegal ke dalam sistem keamanan.

Memahami perbedaan hacker dan cracker sangat penting dalam konteks keamanan cyber. Terkadang masyarakat mengira bahwa hacker-lah yang melakukan peretasan merugikan. Kenyataannya, terdapat juga cracker yang perlu diwaspadai dan dilawan.

Khusus untuk mencegah invasi hacker dan cracker ke dalam sistem verifikasi pada sebuah aplikasi, gunakanlah verifikasi yang aman. Verifikasi dari VIDA telah diperkuat dengan kemampuan untuk mengontrol seluruh proses dalam sistem biometrik, sehingga upaya peretasan dapat dicegah lebih dini.

Latest Articles

Mengenal Phishing dan Cara Terhindar dengan Verifikasi
verifikasi

Mengenal Phishing dan Cara Terhindar dengan Verifikasi

Phishing adalah bentuk serangan siber di mana penyerang mencoba mendapatkan informasi pribadi dengan cara menyamar sebagai entitas yang ter...

Juli 01, 2024

Injection Attack: Metode, Cara Kerja, dan Dampaknya
cybersecurity

Injection Attack: Metode, Cara Kerja, dan Dampaknya

Injection attack terjadi ketika penyerang menyuntikkan kode atau perintah berbahaya ke dalam sistem. Berikut berbagai metode dalam injectio...

Juni 25, 2024

Perlindungan Data Pribadi: Pentingnya UU di Era Digital
cybersecurity

Perlindungan Data Pribadi: Pentingnya UU di Era Digital

Perlindungan data pribadi di Indonesia telah diatur dalam UU Perlindungan Data Pribadi. Bagaimana UU tersebut mengaturnya? Simak uraiannya ...

Juni 23, 2024