Aktivitas sehari-hari yang dilakukan secara online seperti transaksi, tanda tangan dokumen, hingga mengakses layanan perbankan sudah menjadi hal yang biasa. Tapi, semakin mudahnya akses digital juga berarti semakin besar ancaman penipuan online. Data pribadi, dokumen penting, hingga rekening bank bisa jadi target.
Inilah mengapa kamu perlu memahami strategi anti fraud untuk melindungi diri dari serangan digital yang semakin canggih.
Tren Digital Fraud di Indonesia dan ASEAN
Fraud atau penipuan digital tidak hanya soal kehilangan uang. Lebih jauh, dampaknya bisa menghancurkan kepercayaan, merusak reputasi, dan membuat dokumen penting jatuh ke tangan orang yang salah. Strategi anti fraud tidak bisa dilepaskan dari pemahaman terhadap tren penipuan digital yang terjadi di lapangan.
Data terbaru menunjukkan bahwa kasus phishing, social engineering, malware, dan document forgery terus meningkat, baik di Indonesia maupun kawasan ASEAN.
Di Indonesia, serangan phishing masih jadi ancaman terbesar. Menurut Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX), terdapat lebih dari 97 ribu insiden phishing finansial sepanjang 2023. Modusnya semakin beragam, mulai dari tautan SMS palsu, undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp, hingga situs palsu yang tampak meyakinkan.
Sementara di tingkat ASEAN, ancaman fraud juga menunjukkan tren mengkhawatirkan. INTERPOL dalam ASEAN Cyberthreat Assessment menempatkan phishing, malware trojan, dan business email compromise (BEC) sebagai ancaman utama di kawasan ini.
Laporan lain dari UNODC (2024) mengungkap bahwa sindikat kriminal di Asia Tenggara mulai menggunakan teknologi AI, deepfake, dan malware untuk menjalankan penipuan digital berskala besar.
Itu baru soal keamanan data. Riset fraud di Asia Pasifik menyoroti pemalsuan dokumen (document forgery) sebagai salah satu modus paling populer, diikuti dengan pencurian identitas untuk membuka akun fiktif.
OJK mencatat kerugian nasabah bank akibat penipuan digital mencapai Rp2,5 triliun hanya dalam dua tahun terakhir. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya menerapkan strategi anti fraud sejak sekarang.
Jenis-Jenis Penipuan Digital yang Sering Terjadi
Sebelum membahas strategi anti fraud, mari kenali dulu jenis-jenis penipuan digital yang sering memakan korban, terutama di Indonesia:
1. Phishing
Penipu mengirim email, SMS, atau pesan WhatsApp palsu yang terlihat resmi. Tujuannya adalah mencuri username, password, atau data sensitif.
2. Social Engineering
Penipu memanipulasi korban secara psikologis, misalnya dengan berpura-pura sebagai pihak bank dan meminta kode OTP.
3. SIM Swap Fraud
Nomor telepon korban diambil alih oleh penipu, sehingga mereka bisa mengakses OTP dan login ke akun keuangan.
4. Malware dan Spyware
File berbahaya yang disamarkan sebagai aplikasi atau dokumen. Setelah diunduh, malware bisa membaca pesan pribadi, merekam data, hingga mencuri OTP.
5. Deepfake & AI Fraud
Teknologi AI kini bisa dipakai untuk membuat video atau suara palsu yang meyakinkan. Fraudster bisa berpura-pura menjadi atasan, rekan kerja, bahkan keluarga korban untuk menipu.
6. Document Forgery
Pemalsuan dokumen, tanda tangan, atau meterai elektronik yang digunakan untuk transaksi ilegal.
Strategi Anti Fraud untuk Melindungi Data
Lalu, apa saja langkah konkret yang bisa kamu lakukan? Berikut strategi anti fraud yang efektif untuk melindungi data dari penipuan digital:
1. Verifikasi Data yang Aman
Strategi anti fraud bisa dimulai ketika kamu mendaftar aplikasi keuangan, jangan mudah percaya pada verifikasi manual seperti foto KTP atau selfie sederhana, karena cara ini mudah dipalsukan. Pilih layanan yang menggunakan verifikasi identitas berbasis biometrik.
Verifikasi biometrik yang aman misalnya face recognition yang sudah dilengkapi teknologi liveness detection. Ini memastikan yang mengakses akun benar-benar kamu, bukan deepfake, spoofing, atau penipu dengan data curian.
2. Waspadai Link dan Lampiran Asing
Banyak kasus phishing dan malware bermula dari satu klik. Jangan asal buka link dari SMS, WhatsApp, atau email yang mencurigakan, apalagi kalau isinya janji hadiah, pengiriman paket, atau permintaan OTP.
3. Perbarui Sistem Keamanan Secara Berkala
Selalu update aplikasi, sistem operasi, dan antivirus di perangkatmu. Update ini biasanya berisi patch keamanan untuk menutup celah yang bisa dipakai penipu.
4. Hati-hati Saat Bermain Aplikasi Edit Foto
Strategi anti fraud juga termasuk bagaimana kita menggunakan aplikasi edit foto. Aplikasi tersebut memang seru, apalagi yang menggunakan AI. Tapi beberapa aplikasi edit foto meminta izin berlebihan, seperti ke kontak dan lokasi. Data ini bisa saja dikumpulkan tanpa sepengetahuan kamu dan berpotensi disalahgunakan.
Lebih bahaya lagi, foto wajah yang kamu upload bisa dipakai untuk membuat deepfake, membuka akses face recognition palsu, atau bahkan dijual di pasar gelap digital.
Strategi Anti Fraud untuk Dokumen
Selain fraud terhadap data pribadi, kita juga harus mewaspadai fraud terhadap dokumen. Fraud ini sering terjadi karena dokumen kita tersebar di banyak tempat dan gampang disalahgunakan.
Nah, siapa bilang dokumen tidak punya strategi anti fraud? VIDA App kini tidak hanya menjadi menyediakan tanda tangan digital. Aplikasi ini berevolusi dari hanya platform manajemen dokumen menjadi platform yang dapat melindungi dokumen penting dari penyalahgunaan.
1. Magic Scan
Semua dokumen digital yang aman dimulai dari proses scan yang rapi dan presisi. MagicScan dari VIDA memungkinkan kamu memindai dokumen fisik seperti KTP, kontrak, atau surat penting dengan hasil yang bersih, tidak miring, dan langsung terpotong otomatis.
Setelah dipindai, kamu bisa mengatur dokumen tersebut ke dalam folder yang terorganisir lewat fitur Arsip Scan. Jadi, kamu tidak akan lagi kehilangan file di tumpukan galeri atau folder acak.
2. Tanda Tangan Digital Tersertifikasi
VIDA juga menyediakan fitur tanda tangan digital yang sudah tersertifikasi oleh Kominfo (PSrE resmi), sehingga legal dan diakui secara hukum di Indonesia.
Dengan fitur ini, kamu bisa menandatangani dokumen langsung dari HP tanpa perlu cetak, tanda tangan manual, atau kirim ulang lewat kurir. Cocok digunakan untuk: kontrak kerja, surat kuasa, persetujuan resmi, dokumen legal lainnya.
Keunggulannya:
-
Verifikasi identitas pakai biometrik wajah (Face Matching)
-
Setiap tanda tangan memiliki jejak audit dan cap waktu resmi
-
Tidak bisa dipalsukan atau diedit ulang oleh pihak lain.
Download VIDA App untuk menggunakan Magic Scan dan tanda tangan digital, ya.
Betapa ngerinya karena penipuan sudah sangat dekat dengan urusan sehari-hari kita. Dengan mengenali jenis-jenis penipuan digital dan menerapkan strategi anti fraud yang tepat, kamu bisa melindungi dokumen penting, data pribadi, dan keuanganmu dari tangan penipu.