Verifikasi identitas digital telah menjadi kebutuhan di era digital saat ini. Identitas digital mencakup semua informasi pribadi, perilaku, dan interaksi seseorang di dunia maya. Hampir seluruh aktivitas online kita membutuhkan identitas digital, salah satunya untuk asuransi.
Bagaimana peran verifikasi identitas digital untuk asuransi? Yuk, simak artikel ini!
Pengertian Identitas Digital
Identitas digital adalah informasi elektronik yang mewakili seseorang di dunia digital. Identitas digital memiliki fungsi yang sama seperti identitas berbasis kertas (identitas fisik). Oleh karena itu, cara kerja verifikasi identitas digital tidak berbeda dengan verifikasi identitas fisik.
Identitas digital dapat digunakan sebagai kredensial jika:
- Seseorang hanya memiliki satu identitas dalam suatu sistem.
- Seseorang sadar bahwa informasi mereka telah dikumpulkan oleh sistem.
- Identitas tersebut diverifikasi dan diautentikasi.
- Seseorang dapat memastikan bahwa data mereka aman dan dapat diakses oleh mereka sendiri.
Berbeda dengan identitas fisik, identitas digital dapat memverifikasi seseorang secara jarak jauh melalui platform digital.
Komponen Identitas Digital
Pada dasarnya, verifikasi identitas digital artinya mengonfirmasi bahwa identitas digital tersebut dimiliki orang yang sebenarnya. Berikut komponen identitas digital:
1. Informasi Pribadi
Identitas digital yang paling dasar adalah data-data yang sama seperti identitas resmi. Di Indonesia, identitas resmi berupa KTP. Sehingga, informasi pribadi ini mencakup nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, dan informasi penting lainnya.
2. Data Biometrik
Data biometrik adalah karakteristik biologis unik yang hanya dimiliki satu orang seperti sidik jari, pengenalan wajah, dan pemindaian retina.
3. Data Perilaku
Jenis identitas digital ini contohnya pola perilaku seseorang di dunia digital seperti riwayat transaksi, kebiasaan browsing, dan interaksi media sosial.
4. Kredensial
Kredensial mencakup nama pengguna, kata sandi, dan informasi login lainnya yang digunakan untuk mengakses layanan online.
Pentingnya Verifikasi Identitas Digital dalam Asuransi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan peningkatan pendapatan premi industri asuransi di Indonesia sebesar 3,56% (YoY), mencapai 290,21 triliun rupiah dari Januari hingga November 2023. Dengan peningkatan ini, terjadi juga peningkatan agen asuransi.
Namun, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengimbau untuk berhati-hati dengan sindikat agen asuransi nakal. Pelanggaran oleh beberapa agen asuransi dapat menyebabkan kerugian hingga 200 miliar rupiah per kasus bagi perusahaan asuransi.
Peningkatan pendapatan premi yang diiringi dengan meningkatnya kemungkinan pelanggaran agen asuransi mendorong perusahaan asuransi untuk melakukan transformasi digital, salah satunya dengan memperkuat keamanan verifikasi identitas digital.
Menurut Iwan Pasila, Deputi Komisioner Pengawasan IKNB II OJK, pemanfaatan AI dan big data yang fokus pada layanan pelanggan serta perluasan akses dan layanan sangat penting untuk membangun kepercayaan publik dan mendorong pembelian produk asuransi.
Lalu bagaimana verifikasi identitas digital berperan dalam aplikasi perusahaan asuransi?
Baca juga: Contoh Verifikasi yang Aman
Verifikasi identitas terjadi saat pengguna mendaftar aplikasi asuransi, yang melibatkan beberapa tahap seperti memasukkan identitas pribadi (KTP) dan biometrik wajah. Karena melibatkan data pribadi, sistem verifikasi harus sangat kuat untuk memastikan hanya pengguna sah yang dapat mengakses akun. Keamanan yang sama diperlukan untuk autentikasi, yang dilakukan saat pengguna terdaftar melakukan tindakan seperti mengunggah rekam medis, mengeklaim asuransi, atau membayar polis.
Berikut pentingnya verifikasi identitas digital untuk asuransi:
1. Pencegahan Penipuan
Penipuan asuransi adalah masalah besar yang menelan kerugian miliaran setiap tahun. Verifikasi identitas digital pemegang polis mencegah kemungkinan klaim palsu yang dialami oleh perusahaan asuransi.
Terlebih, saat ini penipuan asuransi telah menggunakan teknologi deepfake. Deepfake merupakan produk AI berupa gambar, video, dan audio palsu yang dapat menjelma menjadi seseorang.
Deepfake rentan menyerang proses verifikasi biometrik di dalam aplikasi asuransi. Bayangkan jika seseorang menggunakan deepfake untuk menyamar menjadi pengguna lain untuk mengakses akun asuransi seseorang, lalu mencuri data pribadi hingga membuat klaim palsu.
Baca juga: Apa Itu Deepfake dan Kerugiannya
2. Proses Onboarding yang Mudah
Verifikasi identitas digital menyederhanakan proses onboarding untuk pengguna baru. Perusahaan asuransi dapat dengan cepat memverifikasi identitas pengguna, mempercepat penerbitan polis, dan tentu saja meningkatkan kepuasan pengguna.
3. Penilaian Risiko
Verifikasi identitas yang akurat membantu perusahaan asuransi menilai profil risiko dengan lebih efektif. Hal ini mengarah pada keputusan underwriting yang lebih baik dan penetapan premi yang tepat.
4. Kepatuhan Regulasi
Perusahaan asuransi harus mematuhi berbagai persyaratan regulasi untuk mencegah fraud dan aktivitas ilegal lainnya. Verifikasi identitas digital memastikan kepatuhan terhadap peraturan ini untuk menghindari sanksi hukum dan denda.
5. Pemrosesan Klaim yang Aman
Selama proses klaim, memverifikasi identitas digital pengguna sangat penting untuk memastikan bahwa pembayaran dilakukan kepada penerima yang sah. Ini mengurangi risiko klaim palsu dan kerugian finansial bagi perusahaan asuransi.
Kerugian Deepfake untuk Klaim Asuransi
Berikut bentuk penipuan digital yang menggunakan deepfake dan pengaruhnya terhadap klaim asuransi
1. Rekam Medis yang Tidak Sah
Teknologi Deepfake dapat dimanfaatkan untuk membuat rekam medis yang tidak sah, termasuk rekam medis elektronik (EMR), yang memiliki peran krusial dalam menentukan keabsahan klaim asuransi. Manipulasi rekam medis dapat menghasilkan diagnosis yang tidak tepat, kesalahan dalam diagnosis, bahkan klaim palsu terkait kondisi medis, yang dapat menyebabkan kerugian finansial dan potensi dampak negatif pada kesehatan individu yang terkait.
2. Bukti Kesehatan yang Palsu
Selain rekam medis yang dipalsukan, teknologi deepfake juga berpotensi digunakan untuk menciptakan diagnosis palsu. Penipu dapat menyamar sebagai pasien menggunakanfoto, video, atau rekaman audio palsu untuk mendukung atau menolak klaim asuransi. Manipulasi semacam itu dapat menyebabkan kebingungan antara pasien dan penyedia asuransi, yang dampaknya adalah kerugian finansial.
3. Pencurian Identitas
Seperti manipulasi rekam medis, teknologi deepfake juga dapat disalahgunakan untuk mengakses data pribadi pasien secara ilegal melalui akun asuransi yang tidak sah. Data pribadi ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk melakukan pencurian identitas, seperti pembobolan akun perbankan lainnya.
Identitas digital adalah dasar dari interaksi online saat ini, dan verifikasinya sangat penting untuk keamanan, kepercayaan, kepatuhan, dan pengalaman pengguna. VIDA berkomitmen menyediakan solusi verifikasi identitas digital yang komprehensif yang melindungi individu dan bisnis.
Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana VIDA dapat membantu mengamankan identitas digital Anda, kunjungi https://vida.id/sales