Skip to content
verifikasi

Jun 05, 2024

Perbedaan Verifikasi dan Validasi Serta Ancaman Deepfake

Perbedaan verifikasi dan validasi seringkali sulit dipahami dalam ranah identitas digital. Apa perbedaan 2 hal tersebut? Baca artikel ini lebih lanjut.

Perbedaan verifikasi dan validasi

Perbedaan verifikasi dan validasi seringkali sulit dipahami dalam ranah identitas digital. Biasanya ketika mendaftar sebuah aplikasi di handphone, muncul perintah untuk melakukan verifikasi kemudian validasi. Apa perbedaan 2 hal tersebut? 

Simak artikel ini untuk tahu pengertian verifikasi dan validasi, tujuan, dan prosesnya. 

Pengertian Verifikasi dan Validasi 

1. Verifikasi

Verifikasi memiliki sejumlah definisi tergantung pada konteksnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), verifikasi adalah pemeriksaan mengenai kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dan sebagainya. Pada intinya, verifikasi adalah proses membandingkan dua hal atau lebih untuk memastikan keakuratan dan kebenaran suatu informasi. Verifikasi juga dapat diartikan sebagai konfirmasi yang dilakukan dengan menyediakan bukti objektif.

Dalam konteks penelitian, verifikasi berarti proses menentukan kebenaran suatu pernyataan melalui metode empiris dan pengujian ilmiah untuk memastikan kebenarannya. Peneliti melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa data yang keluar sesuai dengan data yang diuji.

Verifikasi data, di sisi lain, adalah pemeriksaan kebenaran data. Verifikasi data dilakukan untuk membuktikan bahwa pengumpulan data memenuhi semua persyaratan, sehingga meminimalisir kesalahan pada saat input data dalam berbagai metode penelitian. Contoh sederhana dari verifikasi yang sering kita temui sehari-hari adalah saat membuat kata sandi. Aplikasi biasanya meminta kamu memasukkan kata sandi sebanyak dua kali untuk memastikan bahwa data yang kamu masukkan tidak ada kesalahan.

Dalam penggunaan mobile banking, verifikasi adalah proses untuk memastikan bahwa pengguna yang mendaftar layanan mobile banking adalah benar-benar pemilik akun yang sah. Proses ini melibatkan validasi berbagai kredensial digital, seperti KTP, data biometrik, atau informasi lain yang relevan.

2. Validasi

Validasi adalah proses memastikan bahwa data atau informasi yang telah diverifikasi memenuhi standar atau persyaratan tertentu. Validasi biasanya dilakukan setelah data dikumpulkan untuk memastikan kebenaran dan keakuratan data dalam konteks penggunaannya.

Contoh penggunaan validasi meliputi:

  • Validasi Dokumen: Pemeriksaan dokumen identitas resmi seperti KTP atau paspor dengan sumber data resmi untuk memastikan keasliannya.
  • Validasi Data Transaksi: Memastikan bahwa semua informasi yang terkait dengan transaksi, seperti detail pembayaran dan alamat pengiriman, akurat dan sah sebelum transaksi diproses.
  • ​​Validasi Sistem dan Perangkat Lunak: Dalam pengembangan perangkat lunak, validasi melibatkan pengujian aplikasi untuk memastikan bahwa semua fitur bekerja sesuai spesifikasi dan tidak ada bug atau kesalahan yang signifikan.
  • Validasi Medis: Dalam konteks medis, validasi bisa berarti memastikan bahwa prosedur diagnostik atau perawatan memenuhi standar kesehatan dan memberikan hasil yang akurat dan terpercaya.

Perbedaan Verifikasi dan Validasi dalam Identitas Digital 

1. Waktu Tindakan

Perbedaan verifikasi dan validasi yang paling mencolok terletak pada waktu tindakannya. Verifikasi dilakukan secara real-time dan terjadi ketika pengguna baru mendaftar sebuah aplikasi (customer onboarding process). Pada tahap ini, pengguna baru akan diberikan akses aplikasi setelah data pribadi dimasukkan dan dicocokkan. 

Sedangkan validasi terjadi saat pengguna akan melakukan sebuah tindakan pada aplikasi. Proses ini dilakukan setelah sistem merekam data pribadi pengguna. Validasi bertujuan untuk memastikan bahwa data yang digunakan saat tindakan atau transaksi adalah sah. 

2. Jenis Tindakan 

Verifikasi pada umumnya disertai dengan memasukkan data pribadi seperti KTP, nomor handphone, atau alamat email. Metode yang digunakan adalah kode OTP, verifikasi biometrik, PIN, atau kata sandi. 

 Sementara  validasi tidak membutuhkan data pribadi sebab sistem aplikasi telah merekamnya pada saat pendaftaran pengguna. Namun, validasi juga memiliki metode yang sama yakni OTP, verifikasi biometrik, PIN, maupun kata sandi. 

3. Contoh Penerapan Verifikasi dan Validasi

  • Verifikasi: Pengguna mendaftar sebuah aplikasi (onboarding process) lalu memasukkan data pribadi. Sistem akan mengirim kode verifikasi ke nomor handphone atau alamat email yang dimasukkan pengguna.
  • Validasi: Pengguna memasukkan PIN, kata sandi, atau biometrik wajah saat melakukan transaksi e-commerce.

Pentingnya Verifikasi dan Validasi dalam Identitas Digital

Meski terdapat perbedaan verifikasi dan validasi, keduanya merupakan merupakan langkah penting dalam memastikan keamanan dan keandalan layanan digital. Tanpa proses verifikasi dan validasi yang tepat, aplikasi rentan menjadi target kejahatan siber. Contohnya risiko penipuan identitas, malware, peretasan, pencurian data dan uang, serta pelanggaran keamanan lainnya.

Tanpa proses verifikasi yang kuat, pihak yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah mengakses informasi pribadi milik pengguna atau merusak reputasi seseorang dengan menggunakan identitas palsu. Tak hanya data pribadi, rekening pun bisa digasak jika penipu sudah mengantongi data pribadi.

Ketika sebuah aplikasi mengalami kebocoran data, kepercayaan pengguna pun akan hilang. Kerugian finansial pun akan turut menimpa perusahaan. Sebab biaya yang keluar tak hanya untuk mengembalikan uang nasabah atau pengguna, tetapi juga untuk biaya investigasi, operasional tambahan, dan mitigasi.

Baca juga: Memahami Verifikasi, Otentikasi, dan Otorisasi 

Penipuan Deepfake Saat Proses Verifikasi dan Validasi

Kejahatan deepfake bermula dari penggunaan deepfake yang merupakan foto, suara, atau video palsu yang direproduksi dari wajah atau suara asli. Sebelum menjadi celah kejahatan, deepfake beredar di media sosial sebagai hiburan, seperti aplikasi face swap atau penggunaan figur buatan dalam film. Namun, deepfake berkembang menjadi kejahatan ketika teknik yang sama digunakan untuk mengakses sebuah aplikasi tanpa izin.

Data VIDA menunjukkan 90% profesional bisnis tidak tahu cara melindungi perusahaan mereka dari deepfake. Padahal, sejak tahun 2022 hingga 2023, penipuan deepfake meningkat sebanyak 10 kali lipat di Asia Tenggara karena software untuk deepfake semakin banyak dan mudah didapatkan.

Serangan deepfake umumnya terjadi pada saat proses verifikasi identitas digital pada sebuah aplikasi. Hal ini sangat fatal. Sebab, ketika penipu deepfake berhasil membobol sistem verifikasi, maka kemungkinan besar sistem validasi pun juga bisa dibobol. Sehingga, meski perbedaan verifikasi dan validasi cukup jelas, keduanya tetap menjadi target pembobolan menggunakan deepfake. 

Meski terdapat perbedaan verifikasi dan validasi, keduanya rentan terhadap serangan yang sama, yakni yakni presentation attack dan injection attack. 

1. Presentation Attack

Pada contoh verifikasi biometrik, Presentation Attack adalah upaya penipuan dengan cara menyajikan biometrik palsu. Biometrik tersebut berupa foto, topeng, atau penyamaran lain untuk mengecoh sistem biometrik. Tujuannya adalah akses ilegal ke sistem keamanan. Teknologi deepfake bisa membuat gambar atau video yang sangat realistis diambil dari orang asli. 

2. Injection Attack 

Serangan ini lebih canggih daripada Presentation Attack. Serangan ini berupa injeksi kode atau perintah berbahaya ke dalam sistem biometrik untuk mendapatkan akses tidak sah dan memanipulasi sistem. Contohnya, penipu menginjeksikan audio deepfake ke dalam pengenalan suara (voice recognition) yang ada pada sistem verifikasi. Sama seperti Presentation Attack, serangan ini bertujuan untuk mendapatkan akses ilegal ke dalam sistem keamanan.   

Baca juga: Verifikasi dan Validasi Transaksi Digital Terancam Deepfake

Dengan memahami perbedaan antara verifikasi dan validasi, terutama dalam konteks identitas digital, kita dapat lebih memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam proses digital adalah akurat dan aman. Verifikasi memberikan lapisan keamanan langsung dengan memastikan data yang dimasukkan benar, sementara validasi memberikan kepastian bahwa data tersebut memenuhi standar yang diperlukan untuk transaksi.

VIDA - Verified Identity for All. VIDA provides a trusted digital identity platform.

Latest Articles

Mengenal Phishing dan Cara Terhindar dengan Verifikasi
verifikasi

Mengenal Phishing dan Cara Terhindar dengan Verifikasi

Phishing adalah bentuk serangan siber di mana penyerang mencoba mendapatkan informasi pribadi dengan cara menyamar sebagai entitas yang ter...

Juli 01, 2024

Injection Attack: Metode, Cara Kerja, dan Dampaknya
cybersecurity

Injection Attack: Metode, Cara Kerja, dan Dampaknya

Injection attack terjadi ketika penyerang menyuntikkan kode atau perintah berbahaya ke dalam sistem. Berikut berbagai metode dalam injectio...

Juni 25, 2024

Perlindungan Data Pribadi: Pentingnya UU di Era Digital
cybersecurity

Perlindungan Data Pribadi: Pentingnya UU di Era Digital

Perlindungan data pribadi di Indonesia telah diatur dalam UU Perlindungan Data Pribadi. Bagaimana UU tersebut mengaturnya? Simak uraiannya ...

Juni 23, 2024