Pandemi Covid 19 membawa perubahan secara radikal pada sektor bisnis. Efeknya dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Sehingga bagi bisnis, pandemi saat ini menjadi titik balik untuk perusahaan menerapkan strategi baru. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, bisnis harus banyak beradaptasi.
Semakin cepat Anda mengenali perubahan yang ada, maka semakin besar pula kemungkinan bisnis dapat terselamatkan. Terlebih lagi dalam menyambut era new normal. Setidaknya, ada beberapa hal yang bisnis Anda dapat lakukan untuk bertahan yakni sebagai berikut ini.
Komunikasi Semakin Penting
Langkah paling awal yang harus dilakukan pebisnis di era new normal adalah menjalankan komunikasi sebaik mungkin kepada pelanggan, karyawan, dan para partner bisnis. Di sini, untuk menghadapi segala kemungkinan yang baru di masa mendatang setelah pandemi berakhir, maka komunikasi yang intens perlu dilakukan untuk mencapai keselarasan maupun pemahaman 100%.
Mengapa hal ini sangat penting? Sebab, komunikasi yang baik dapat digunakan untuk membangun kepercayaan diri kembali setelah perusahaan atau bisnis terpuruk di masa pandemi. Tak hanya itu, berdasarkan Charter College adanya komunikasi menjadi sebuah poin utama dalam bisnis untuk meningkatkan performa hingga mendapatkan kepercayaan kembali di luar perusahaan. Misalnya dalam hal pelayanan terhadap konsumen atau pelanggan.
Memberi Rasa Aman dan Nyaman Pada Pelanggan
Di masa new normal memberikan rasa aman dan nyaman kepada pelanggan maupun karyawan Anda menjadi prioritas utama. Pastikan bisnis Anda telah memenuhi protokol kesehatan yang standar. Misalnya menyediakan tempat untuk cuci tangan, penggunaan masker, menjaga jarak antar pelanggan, dan sebagainya. Begitu juga dengan kebersihan tempat usaha perlu dijaga dan steril, hingga pemeriksaan suhu tubuh.
Memberikan rasa aman dan nyaman ini tidak hanya pada saat itu juga. Pastikan perlindungan tersebut dilakukan terus menerus untuk keperluan di masa mendatang. Kemudian, melansir dari Forbes, ada baiknya bagi para pelaku bisnis untuk memperhatikan sistem kerja para karyawan secara bergantian.
Pola sistem kerja shifting juga perlu mempertimbangkan banyak hal. Tim strategi dari perusahaan auditor Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) menyebutkan pertimbangan tersebut di antaranya adalah peninjauan pangsa pasar yang berpengaruh pada penjualan produk. Kemudian usahakan untuk bekerjasama dengan stakeholders lainnya. Ini berarti, para pelaku bisnis juga harus memperhatikan infrastruktur IT di perusahaan guna mendukung keperluan dalam hal transaksi, di tengah pandemi.
Diharapkan, nantinya ketika pebisnis menerapkan strategi ini dapat lebih mampu untuk beradaptasi di era new normal. Di mana di era tersebut bisa saja kebiasaan-kebiasaan baru akan muncul dari segi pelanggan maupun pola produksi karyawan.
Tetap Jeli Melihat Peluang
Meskipun pandemi Covid 19 berimbas negatif pada sektor bisnis, di sisi lain bukan tidak mungkin untuk menciptakan peluang baru yang lebih menguntungkan. David Finkel dalam tulisannya di laman Inc.com menyebutkan bahwa bisnis online menjadi peluang bisnis besar di masa pandemi.
Sementara itu, bagi bisnis yang bergerak di bidang kuliner misalnya. Saat ini bisa menjadi batu loncatan untuk bangkit. Di sini Anda sebagai pebisnis dapat memasarkannya secara online dan bekerjasama dengan layanan transportasi online untuk meminimalisir kontak langsung dengan pembeli dan kerumunan di restoran.
Peluang bisnis lainnya yang diprediksi bakal memuncak pada masa new normal adalah ekspedisi atau jasa pengiriman dan e-commerce. Melansir dari Katadata, di Indonesia sendiri memang terjadi peningkatan dari dua jenis industri tersebut. Paket pos khusus dan kilat mengalami peningkatan rata-rata 10% dibandingkan sebelumnya.
Begitu pun dengan e-commerce, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebutkan jika penjualan di ranah bisnis ini mampu meningkat sebesar 30% di masa pandemi. Hal itu bisa menjadi pertimbangan tersendiri bagi para pebisnis di masa transisi dan new normal bila ingin mengembangkan pola bisnisnya.
Manfaatkan Teknologi Digital Sebaik Mungkin
Dalam memasuki era transisi menuju new normal, jaga jarak atau physical distancing masih menjadi hal penting yang harus dilakukan. Terlebih lagi bagi para pebisnis yang bergerak di bidang tertentu dan mendatangkan orang banyak. Misalnya untuk bisnis ritel, mall, maupun bisnis pariwisata.
Di sini, untuk mengontrol akses keluar dan masuk ke tempat-tempat umum tersebut, para pebisnis dapat memanfaatkan teknologi digital sebaik mungkin. Salah satunya adalah penggunaan identitas digital untuk pemantauan akses.
Penggunaan identitas digital ini seperti yang dilakukan oleh Cina dalam mencegah penularan virus Covid 19 di keramaian. Negeri Tirai Bambu ini menerapkan sistem QR Code maupun nomor telepon terhadap warga negaranya yang ingin mengunjungi tempat-tempat umum. Sebagaimana dilansir dari Fortune, nantinya QR Code yang dimiliki warga negara sebagai identitas digital akan disinkronisasikan dengan nomor telepon pada saat keluar masuk kota, keramaian seperti mall dan sebagainya.
Selain itu pemanfaatan teknologi juga bisa dilakukan dengan menerapkan tanda tangan digital pada dokumen penting. Ada banyak manfaat dari penggunaan tanda tangan digital untuk bisnis di masa pandemi selain mengurangi kontak fisik untuk mencegah penyebaran penularan. Di antaranya adalah ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan kertas. Kemudian, lebih efisien dan menghemat waktu dan biaya.
Hal-hal di atas merupakan tindakan yang perlu dilakukan pebisnis di era new normal bila ingin bertahan di tengah krisis pandemi. Sudahkah bisnis Anda melakukannya? Klik disini untuk berdiskusi dengan kami tentang kebutuhan bisnis Anda dalam menghadapai era new normal.
Baca juga: Mengenal Low Touch Economy: Model Bisnis Baru Pasca-Pandemi