Di masa pandemi Covid-19, identitas digital menjadi salah satu teknologi yang menjadi semakin marak digunakan. Penyebabnya adalah karena semakin banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan Work from Home (WFH) yang menuntut perusahaan tetap bisa memantau pekerja meski tidak berada di kantor.
Sebelumnya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Forum Ekonomi Dunia (WEF), dan perusahaan teknologi besar di dunia mulai memperkenalkan identitas digital secara massif pada tahun 2014. Langkah tersebut kemudian diadopsi oleh Bank Dunia dalam rangka program pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan ini melibatkan beberapa teknologi identitas digital seperti tanda tangan elektronik. Teknologi ini juga semakin banyak digunakan perusahaan di saat pandemi karena kebutuhan untuk melakukan verifikasi dari jarak jauh.
Identitas Digital Solusi Bisnis Bertahan di Masa Pandemi
Dampak pandemi virus corona yang paling dirasakan selain kesehatan individu adalah dampak pada sektor ekonomi. Baik itu ekonomi makro yang melibatkan negara maupun mikro perusahaan. Perusahaan kini harus memutar otak untuk bertahan seperti menggunakan platform digital yang menjadi pilihan untuk mendukung produktivitas karyawan dan mencegah penyebaran Covid 19.
Salah satu perusahaan besar yang sukses dan tetap terhubung dengan siapa saja di masa pandemi adalah British Broadcasting Company (BBC). Dalam wawancaranya dengan ForgeRock, Matt Grest selaku Director of Platform BBC mengemukakan setidaknya ada beberapa hal yang menjadikan identitas digital menjadi kunci solusi di saat pandemi yakni:
1. Mendukung Proses Kerja Berjarak (remote)
Perusahaan media seperti BBC menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi sebagian besar karyawannya di masa pandemi. Untuk mendukung kebutuhan seperti meeting dan koordinasi, BBC setidaknya memiliki platform khusus bagi karyawan mereka setidaknya selama dua bulan terakhir.
Karyawan diberikan akses untuk menggunakan aplikasi maupun platform tersebut dengan memanfaatkan identitas digital mereka yang diberikan oleh perusahaan. Pada awal penerapan kebijakan ini memang produktivitas menurun. Namun, seiring berjalannya waktu langkah ini sangatlah efisien bila dibandingkan bekerja langsung di kantor di saat-saat seperti sekarang.
2. Meningkatkan User Experience
Layanan personalisasi platform yang disediakan oleh BBC memang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna (dalam hal ini penonton) maupun karyawan. Akan tetapi, dalam personalisasi data diperlukan perlindungan ekstra. BBC pun menyadari pentingnya hal tersebut.
BBC lebih menekankan pada aspek user experience. Data pengguna menjadi hal yang harus mendapatkan perlindungan mutlak. Maka dari itu, BBC ‘melonggarkan’ keinginan para pengguna dan memungkinkannya untuk keluar dari platform dengan mudah tanpa khawatir identitas digitalnya disalahgunakan oleh pihak lain.
3. Peluang untuk Berinovasi
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang siaran publik, BBC memiliki kebutuhan dengan skala tersendiri. Seperti kebutuhan untuk karyawan juga kebutuhan bagi para pangsa pasar mereka yang menginginkan konten hiburan di masa pandemi. Sadar akan hal tersebut, pada April 2020 lalu BBC meluncurkan inovasi berupa BBC Bitesize.
Laman tersebut memungkinkan para orang tua dapat memilih konten video berkualitas dan sesuai dengan usia penonton tanpa hambatan atau downtime. Sehingga tidak hanya para orang tua, tetapi juga anak-anak dapat menggunakan identitas mereka sendiri. Perbedaannya dengan penggunaan identitas digital bagi orang dewasa, platform ini sangatlah mudah digunakan. Karena dapat digunakan dengan perintah suara atau voice-first command.
Identitas Digital Menjadi Metode Pelacakan Pasien
Keberadaan identitas digital tidak hanya memberikan keuntungan bisnis dan untuk melindungi data digital. Lebih dari itu, keberadaannya juga menjadi metode dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid 19. Identitas digital dapat menjadi cara untuk tracing pasien.
Beberapa negara telah menggunakan aplikasi berbasis identitas digital untuk melacak kontak pasien Covid 19 dan terbukti cukup efektif. Seperti yang dilakukan oleh India dengan aplikasi ‘Aarogya Setu’. Cara kerja aplikasi tersebut dalam pelacakan adalah dengan fitur lokasi dan bluetooth. Nantinya, pengguna mendaftar terlebih dahulu menggunakan nomor telepon sebagai identitas digital.
Kemudian, proses pelacakan menampilkan pasien yang terjangkit pada jarak terdekat dan akan memunculkan tracing terhadap identitas digital lainnya selama 14 hari ke belakang. Hal yang sama juga dilakukan oleh Indonesia dengan aplikasi ‘Peduli Lindungi’ dan Korea Selatan dengan ‘Corona100’ yang dapat mendeteksi pasien terjangkit virus Corona dari jarak 100 meter.
China pun menggunakan identitas digital seperti kode QR untuk pelacakan pasien menggunakan aplikasi bernama ‘Close Contact Detector’. Kode QR yang digunakan dalam pelacakan adalah identitas digital pengguna dari platform QQ, WeChat, dan Alipay.
Kesimpulan
Di situasi pandemi, identitas digital ternyata memberikan nilai lebih dan memiliki beragam manfaat. Khususnya bagi perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan publik.
Sementara itu, pandemi Covid-19 juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan data. Terutama perlindungan bagi identitas digital untuk berbagai keperluan dari peretasan. Sebab, pada masa pandemi penggunaan platform digital untuk meeting dan koordinasi melonjak pesat. Apabila tidak didukung dengan perlindungan data yang mumpuni, dikhawatirkan peretasan data tidak dapat dihindari lagi.
Dari aspek manfaat lain, identitas digital menjadi sebuah solusi bagi dunia kesehatan dalam mencegah penyebaran Covid-19. Penggunaan aplikasi yang masif berbasiskan identitas digital mampu memberikan warning awal kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah terbaik dalam penanggulangan pasien terjangkit Covid-19.
Bukan tidak mungkin jika di masa mendatang penggunaan identitas digital menjadi penting untuk berbagai keperluan manusia baik untuk perusahaan, instansi dan lembaga negara di era post-pandemic atau new normal.