Sepanjang tahun 2022 - 2023, jumlah video deepfake di internet meningkat 900%. Ini barangkali termasuk video-video yang sering Anda temukan di media sosial seperti video mantan presiden Soeharto saat pemilu 2024, video artis Raffi Ahmad mempromosikan judi online, atau artis Melaney Ricardo mempromosikan pelangsing badan.
Sebagai konsumen media sosial, mungkin Anda menganggap video tersebut semata-mata untuk hiburan. Namun, bagaimana jika teknik pembuatan deepfake yang sama digunakan untuk mengganti wajah Anda ketika verifikasi dalam sebuah aplikasi? Misalnya, seseorang menggunakan wajah Anda untuk mendaftar aplikasi pinjol ilegal?
Dalam survei yang dilakukan VIDA di kalangan para profesional bisnis di Indonesia, kesadaran tentang AI masih rendah, terlebih tentang deepfake. Berikut fakta-fakta yang ditemukan dalam studi VIDA.
- 52% Profesional Bisnis Tidak Tahu Apa itu Deepfake
Hampir separuh dari mereka tidak tahu apa itu deepfake. Ketika video deepfake beredar bebas di media sosial, rupanya tak semua orang tahu bahwa itu adalah jenis ancaman baru bagi keamanan data. Padahal kerugian deepfake di dunia telah mencapai miliaran. Dalam studi VIDA, tidak semua profesional di sektor keuangan, kesehatan, dan asuransi memahami risiko deepfake terhadap bisnis mereka.
Di sisi lain, sebanyak 24% profesional bisnis yang mengerti deepfake dan penipuan deepfake mengatakan bahwa kerugian finansial adalah risiko terbesar ancaman tersebut. Sementara itu, 21% lainnya meyakini deepfake digunakan untuk pencurian data dalam hal pinjaman online, judi, maupun akses tanpa izin ke aplikasi.
- 72% Risiko Kejahatan Deepfake Ada di Sektor Fintech
Sektor fintech dipandang sangat rentan terhadap penipuan deepfake. Sebanyak 72% profesional di sektor ini meyakini penipuan deepfake menyebabkan kerugian finansial dan pelanggaran data. Mereka juga khawatir penipuan tersebut dapat merusak kepercayaan pelanggan dan merugikan reputasi perusahaan dalam jangka panjang.
Tak hanya fintech, 70% responden dari industri keuangan konvensional memandang sektor mereka berisiko tinggi terhadap ancaman deepfake. Adapun dampak yang ditimbulkan juga terkait rusaknya kepercayaan pelanggan dan reputasi perusahaan.
Sebanyak 58% profesional di sektor e-commerce dan 52% profesional di sektor telco juga memiliki kekhawatiran yang sama terhadap kejahatan deepfake.
- 90% Profesional Bisnis Tidak Tahu Cara Melindungi Perusahaan dari Deepfake
Dari tahun 2022 hingga 2023, penipuan deepfake meningkat sebanyak 10 kali lipat di Asia Tenggara karena software untuk deepfake semakin banyak dan mudah didapatkan. Sayangnya, peningkatan penipuan deepfake tidak diimbangi dengan pengetahuan cara melindungi deepfake. Data VIDA menunjukkan 90% profesional bisnis tidak tahu cara melindungi perusahaan mereka dari deepfake.
- Pakai Deepfake Shield
VIDA Deepfake Shield adalah fitur keamanan terbaru dari VIDA yang melindungi sistem verifikasi biometrik. Fitur ini bisa mencegah pemalsuan identitas, termasuk penggunaan foto, video, dan topeng palsu untuk memastikan bahwa verifikasi dilakukan oleh orang yang tepat.
Baca lebih lanjut tentang deepfake dan VIDA Deepfake Shield di sini