Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan peningkatan pendapatan premi industri asuransi di Indonesia sebesar 3,56% (YoY), mencapai 290,21 triliun rupiah dari Januari hingga November 2023.
Peningkatan pendapatan premi yang disertai dengan meningkatnya risiko penyalahgunaan data pribadi seharusnya menjadi perhatian bagi industri asuransi. Salah satu ancaman yang mengintai adalah penipuan deepfake. Meski teknologi ini sudah banyak digunakan untuk membuat konten hiburan, deepfake telah menjadi alat penipuan baru yang mengancam keamanan proses verifikasi.
Apa saja penipuan deepfake yang bisa terjadi pada industri asuransi?
Kerugian Deepfake untuk Klaim Asuransi
1. Rekam Medis Palsu
Deepfake dapat digunakan untuk menciptakan rekam medis palsu, termasuk rekam medis elektronik (EMR), yang sangat penting dalam menentukan validitas klaim asuransi. Manipulasi rekam medis menyebabkan diagnosis yang tidak akurat, kesalahan diagnosis, bahkan klaim palsu kondisi medis, yang mengakibatkan kerugian finansial dan berpotensi merugikan kesehatan individu yang terlibat.
2. Bukti Kesehatan Palsu:
Selain rekam medis palsu, deepfake juga berpotensi digunakan untuk menciptakan diagnosis palsu. Penipu dapat menyamar menjadi pasien lalu memberikan foto, video, atau rekaman audio palsu untuk mendukung atau menolak klaim asuransi. Manipulasi ini lalu memicu kesalahpahaman antara pasien dan pihak asuransi yang juga akan menciptakan kerugian finansial.
3. Pencurian Identitas
Sama seperti manipulasi rekam medis, deepfake juga bisa disalahgunakan untuk mengumpulkan data pribadi pasien melalui akses akun tidak sah ke dalam aplikasi asuransi. Data pribadi ini kemudian dipakai untuk membobol akun lain seperti bank.
Cara Mencegah Penipuan Klaim Asuransi
1. Memperkuat keamanan verifikasi identitas dan otentikasi
Verifikasi identitas terjadi ketika pengguna baru mendaftar aplikasi asuransi. Verifikasi dilakukan dalam beberapa tahap, yakni memasukkan identitas pribadi (KTP) dan biometrik wajah. Karena melibatkan identitas pribadi, verifikasi membutuhkan sistem yang kuat agar hanya pengguna sah yang bisa mengakses akun. Keamanan yang sama juga harus diterapkan pada autentikasi. Proses ini terjadi ketika pengguna terdaftar hendak melakukan tindakan seperti mengunggah rekam medis, mengeklaim asuransi, maupun membayar polis.
2. Implementasi tanda tangan digital
Penggunaan tanda tangan digital dalam asuransi kesehatan menawarkan cara yang aman dan efisien untuk menandatangani dokumen elektronik. Tanda tangan digital yang sah untuk dokumen penting bukanlah tanda tangan yang bisa sembarangan dibuat, melainkan harus memiliki Sertifikat Elektronik. Sertifikat ini memiliki konfigurasi yang dapat dihubungkan dengan data pribadi yang telah diverifikasi saat mendaftar. Tanda tangan digital dibutuhkan untuk rekam medis, surat registrasi pasien, hingga formulir klaim asuransi.
Pentingnya Identitas Digital untuk Mencegah Penipuan Klaim Asuransi
Meningkatnya deepfake dalam layanan kesehatan dan klaim asuransi sangat mempengaruhi integrasi kedua jasa tersebut. Hal ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan asuransi, tetapi juga merusak kepercayaan antara pemegang polis dan penyedia asuransi kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi asuransi untuk memperkuat keamanan aplikasi mereka untuk mencegah akses tidak sah ke dalam akun pemegang polis.
Jangan biarkan rekam medis dan data pribadi jatuh ke tangan penipu berkedok deepfake. Baca lebih lengkap tentang Verifikasi dan Tanda Tangan Digital.