Skip to content

Urgensi Otentikasi Biometrik dalam Menghadapi Penipuan Digital di Sektor Kripto

Insiden peretasan yang terus melonjak pada platform digital, termasuk pada sektor kripto, memberikan peringatan penting bagi para pemilik aset digital untuk mengambil langkah pelindungan yang lebih kuat.

Jakarta, 13 September 2024 - Di era digital yang terus berkembang pesat, aset kripto telah menjadi salah satu instrumen keuangan paling diminati, namun risiko keamanannya juga meningkat secara signifikan. Insiden peretasan yang terus melonjak pada platform digital, termasuk pada sektor kripto, memberikan peringatan penting bagi para pemilik aset digital untuk mengambil langkah pelindungan yang lebih kuat.

Niki Luhur, Founder dan CEO VIDA, mengungkapkan bahwa langkah-langkah pelindungan tradisional kini sudah tidak lagi memadai untuk menghadapi kompleksitas ancaman digital. Menurut Niki, "Dalam situasi di mana serangan siber terhadap aset digital semakin canggih, langkah-langkah keamanan proaktif sangat diperlukan. Otentikasi biometrik menjadi solusi kunci untuk memastikan keamanan transaksi digital, terutama untuk melindungi dompet digital dari akses yang tidak sah."

Selain penipuan digital di sektor kripto, ada empat jenis penipuan lainnya yang yang juga meningkat:

  1. Penipuan yang Dihasilkan AI (AI-Generated Fraud): Ancaman seperti deepfake dan konten palsu yang dihasilkan kecerdasan buatan.
  2. Rekayasa Sosial (Social Engineering): Manipulasi psikologis yang dilakukan untuk mendapatkan akses ilegal ke akun pengguna.
  3. Pengambilalihan Akun (Account Takeover): Pencurian identitas untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun digital.
  4. Pemalsuan Dokumen dan Tanda Tangan: Pemalsuan dokumen elektronik dan tanda tangan digital yang sering kali menjadi alat penipuan.

Dan menyikapi jenis-jenis penipuan digital tersebut VIDA meluncurkan solusi VIDA Identity Stack. Dan dalam sektor kripto, solusi utama yang ditawarkan VIDA antara lain:

  • PhoneToken: Solusi ini menghubungkan akun pengguna dengan perangkat terverifikasi, memastikan transaksi hanya dapat dilakukan dari perangkat yang sah, dan mencegah akses tidak sah.
  • FaceToken: Menggantikan metode verifikasi tradisional seperti SMS dengan teknologi pengenalan wajah yang lebih aman, memberikan lapisan perlindungan tambahan serta kemudahan penggunaan bagi pengguna.

Solusi-solusi ini tidak hanya memberikan keamanan lebih kuat, tetapi juga memastikan kontrol penuh bagi pengguna atas akun dan aset digital mereka.

Dengan semakin meningkatnya ancaman penipuan digital, solusi seperti VIDA Identity Stack menjadi semakin relevan dalam melindungi aset digital. Teknologi biometrik dan kecerdasan buatan AI memungkinkan deteksi penipuan secara real-time, memberikan perlindungan menyeluruh terhadap identitas digital pengguna.

Niki Luhur menambahkan, "Solusi VIDA Identity Stack tidak hanya menciptakan kepercayaan dan kenyamanan bagi pengguna di ekosistem digital, tetapi juga menawarkan keamanan yang mampu mencegah 99,9% penipuan identitas berbasis deepfake dan AI di Indonesia."

Untuk membaca lebih lanjut tentang VIDA Identity Stack, kunjungi https://vida.id/wtf-whitepaper

Latest Articles

Dari Ransomware hingga Deepfakes, VIDA Ajak Pakar Siber Kupas Tuntas Sisi Gelap Transformasi Digital

Dari Ransomware hingga Deepfakes, VIDA Ajak Pakar Siber Kupas Tuntas Sisi Gelap Transformasi Digital

Salah satu kemajuan teknologi yang mencuri perhatian saat ini adalah munculnya Kecerdasan Buatan (AI) Generatif atau Generative Artificial ...

September 18, 2024

Urgensi Otentikasi Biometrik dalam Menghadapi Penipuan Digital di Sektor Kripto

Urgensi Otentikasi Biometrik dalam Menghadapi Penipuan Digital di Sektor Kripto

Insiden peretasan yang terus melonjak pada platform digital, termasuk pada sektor kripto, memberikan peringatan penting bagi para pemilik ...

September 13, 2024

100% Bisnis di Indonesia Khawatir Penipuan Berbasis AI

100% Bisnis di Indonesia Khawatir Penipuan Berbasis AI

Sebanyak 100% pelaku bisnis di Indonesia mengaku khawatir terhadap meningkatnya ancaman penipuan berbasis AI, namun 46% dari mereka belum m...

September 05, 2024