Bayangkan jika Anda bisa melakukan video call dengan Albert Einstein, Mahatma Gandhi, atau Soekarno di tahun 2024. Beberapa tahun lalu memang terdengar mustahil. Tapi sekarang, deepfake bisa melakukannya.
Deepfake adalah foto, video, dan audio palsu yang direproduksi dari sumber aslinya menggunakan kecerdasan buatan (AI). Konten hasil deepfake ini terlihat nyata dan mirip dengan aslinya. Walaupun pada awalnya digunakan untuk hiburan, deepfake dianggap menjadi ancaman baru untuk keamanan digital.
Meski demikian, deepfake tetaplah memiiki dampak positif. Selain untuk hiburan, deepfake juga bisa digunakan untuk pendidikan hingga bisnis. Berikut penggunaan deepfake yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
1. Deepfake untuk pendidikanDeepfake untuk pendidikan bisa digunakan untuk pelajaran sejarah. Siswa bisa berinteraksi dengan tokoh sejarah yang selama ini hanya bisa dilihat lewat foto atau buku pelajaran. Dengan deepfake, foto tokoh sejarah bisa diubah menjadi video yang menjelaskan materi sejarah. Sehingga, siswa bisa berinteraksi dengan tokoh sejarah tersebut. Menarik, bukan?
2. Deepfake untuk customer serviceHal ini masih menjadi perdebatan karena dapat menggantikan pekerjaan manusia. Namun, sebenarnya deepfake untuk customer service perlahan-lahan diadopsi menjadi virtual customer service atau call center. Dikutip dari Inc.com, video chatbot bisa diimplementasikan untuk membuat interaksi dengan pengguna lebih personal. Perusahaan terlebih dahulu merekam video yang berisi FAQ dari pengguna, lalu AI akan mensintesiskan ke dalam deepfake. Bahkan beberapa perusahaan sudah menggunakan video chatbot untuk merekrut.
3. Deepfake untuk marketingPernah dengar virtual influencer? Di Indonesia, sejumlah perusahaan telah memanfaatkan virtual influencer atau brand ambassador untuk merepresentasikan produk mereka. Biaya untuk influencer virtual disebut-sebut lebih murah daripada influencer nyata karena seluruhnya menggunakan AI. Karena lebih murah dan mudah dibuat, virtual influencer sangat bisa dilatih untuk mempelajari konsumen, sehingga market lebih tepat sasaran. Deepfake juga bisa menggantikan model saat pembuatan video campaign produk. Tanpa harus syuting betulan, video campaign dapat dibuat sepenuhnya menggunakan teknologi.
Deepfake terlihat tidak berbahaya apabila digunakan untuk tujuan-tujuan di atas. Namun, mengapa saat ini deepfake seolah menjadi hal yang membahayakan? Statista mencatat, serangan siber adalah salah satu ancaman pada bisnis yang melebihi perkembangan makroekonomi. Dalam survey yang dilakukan tahun 2018-2023, 34% responden menempatkan serangan siber sebagai kekhawatiran utama.
Hal ini karena deepfake berpotensi untuk dijadikan alat membuat berita bohong (hoax). Dengan mudahnya AI meniru wajah atau suara orang lain, deepfake kini dieksploitasi menjadi konten palsu yang digunakan untuk penyebaran informasi hingga propaganda. Tidak hanya itu, deepfake dijadikan alat penipuan yang mengancam privasi dan keamanan pemilik data pribadi. Hal ini karena deepfake dapat meniru wajah orang lain, lalu digunakan untuk verifikasi biometrik saat mendaftar aplikasi atau autentikasi saat proses transaksi.
Saat ini, VIDA menggunakan teknologi verifikasi biometrik AI global untuk membantu pengguna mengotomatisasi proses verifikasi identitas dengan menggunakan liveness detection. VIDA Passive Liveness SDK mengintegrasikan teknologi anti-spoofiing yang menggunakan algoritma dari sisi pengguna untuk menilai kualitas gambar, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna dan mengurangi pengurangan pengguna pada saat tahap pendaftaran.