Seiring perkembangan digital, sektor perbankan telah melakukan transformasi digital dengan mengeluarkan layanan internet banking dan mobile banking. Di samping memudahkan para nasabah, tapi layanan berbasis mobile banking juga mengundang kejahatan berupa ancaman serangan siber.
Adanya peningkatan potensi kejahatan siber di sektor perbankan dan masa pandemi yang mengharuskan kita meminimalisir aktivitas tatap muka, maka dibutuhkan verifikasi identitas digital untuk otentikasi dan melindungi data pribadi sehingga nasabah merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi dan menggunakan layanan perbankan.
Jenis-jenis Kejahatan Siber di Dunia Perbankan
Dilansir dari Kompas.com, terdapat lima kategori kejahatan siber dalam industri perbankan saat ini yang dapat ditimbulkan dari berbagai macam hal, yaitu:
1. Mobile Device
Mobile devices saat ini banyak digunakan untuk transaksi keuangan dan aktivitas online lainnya. Meningkatnya jumlah dan jenis perangkat mobile dapat meningkatkan risiko serangan siber. Pastikan untuk menggunakan keamanan berlapis untuk mencegah terjadinya kejahatan siber.
Baca Juga: Contoh Kasus dalam Penyalahgunaan Data Pribadi
2. Digital Connectivity
Digital connectivity atau konektivitas digital dapat memicu terjadinya kejahatan siber terutama pada konektivitas yang sifatnya terbuka untuk umum karena keamanan digitalnya tidak terjamin. Sebaiknya, hindari menuliskan informasi penting atau yang sifatnya rahasia saat menggunakan koneksi internet yang bebas diakses di tempat umum.
3. Malware
Malware adalah perangkat lunak yang pada umumnya dibuat dengan tujuan memasuki dan terkadang merusak sistem komputer, jaringan, atau server tanpa diketahui oleh penggunanya. Malware dapat berupa virus, worm, keylogger, trojan, ransomware, spyware, dan lain-lain. Pada dasarnya, malware dapat masuk ke sistem melalui kode program yang ada pada aplikasi atau perangkat lunak.
4. API (Application Programming Interface)
API adalah perangkat lunak yang berfungsi menghubungkan suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya. Dengan API, dua aplikasi yang awalnya sama sekali tidak berhubungan dapat terkoneksi dan terintegrasi sehingga mampu mengkomunikasikan fitur-fitur di antara keduanya.Dalam pengembangan aplikasi, API berperan penting karena memungkinkan suatu aplikasi dapat mengakses data, fitur, layanan, atau sistem operasi yang digunakan oleh aplikasi yang terhubung. Namun, Anda perlu berhati-hati saat menggunakan API, pastikan API tersebut berasal dari sumber yang keamanan digitalnya terjamin.
Baca Juga: Pentingnya Security Awareness di Era Digital
5. Kemitraan
Kemitraan melalui konvergensi cyber komersial dan pemerintah juga dapat memunculkan potensi terjadinya kejahatan siber seperti pencurian data atau kebocoran data.
Apa Itu Verifikasi Biometrik?
Verifikasi biometrik merupakan proses validasi identitas menggunakan identitas biologis, karakteristik fisik, atau perilaku seseorang seperti pemindaian wajah, gerakan, atau hal yang dimiliki pengguna untuk keamanan digital.
Pada saat verifikasi biometrik terjadi proses verifikasi, otentikasi, dan otorisasi sehingga kecil kemungkinan identitas pengguna dapat dipalsukan.
-
Saat proses verifikasi, sistem akan melakukan perbandingan karakteristik fisik pengguna terhadap hasil pindaian yang telah disimpan.
-
Karakteristik fisik yang dipindai akan dipetakan ke username/ID pengguna yang akan digunakan untuk membuat keputusan setelah pengguna di-otentikasi. Otentikasi merupakan proses pembuktian atau validasi identitas pengguna.
-
Setelah otentikasi berhasil dilakukan, proses akhir adalah otorisasi yaitu proses pemberian kuasa kepada user yang telah tervalidasi dengan tepat.
Verifikasi Biometrik Membantu Digital Onboarding di Sektor Perbankan
Dalam proses onboarding (pendaftaran) untuk membuka rekening bank, biasanya calon nasabah diharuskan untuk datang dan bertemu dengan petugas secara langsung. Namun, dengan situasi pandemi seperti ini, tidak disarankan untuk melakukan pertemuan tatap muka karena dapat meningkatkan risiko penyebaran Covid-19.
Mempertimbangkan situasi terkini dan didukung dengan kemajuan teknologi, banyak bank beralih ke digital onboarding untuk alasan keamanan dan kenyamanan calon nasabah.
Menurut peraturan perundang-undangan tentang identitas digital di Indonesia, verifikasi identitas biometrik pada digital onboarding akan dicocokkan dengan data-data biometrik yang sudah tersedia pada kartu identitas penduduk atau KTP. Dengan berbasis kepada sinkronisasi data kependudukan resmi dalam melakukan verifikasi identitas, maka, sistem akan dengan mudah melakukan verifikasi nasabah dengan lebih akurat dan terpercaya.
Proses digital onboarding lebih praktis dan lebih singkat menggunakan teknologi biometrik, proses verifikasi yang dilakukan hanya memerlukan waktu selama kurang dari satu menit.
VIDA Verify, Solusi Verifikasi Biometrik Wajah
VIDA Verify merupakan solusi verifikasi wajah yang menggunakan kombinasi perangkat lunak atribusi wajah dan deteksi keaktifan untuk menentukan dengan akurasi lebih dari 99,5% yang menghapus kemungkinan pendaftaran palsu, penipuan aplikasi, dan penipuan identitas.
VIDA Verify menggunakan teknologi Silent Liveness Detection untuk memastikan integritas biometrik wajah pengguna untuk mencegah penipuan identitas dan Teknologi Anti-Spoofing yaitu teknologi AI deep learning yang kuat untuk mencegah scammers menggunakan gambar, video, dan topeng untuk memalsukan identitas.
VIDA juga menerapkan standar teknologi kelas dunia yang disertifikasi dan diakui secara internasional dengan melewati audit serta mendapatkan berbagai sertifikasi baik lokal ataupun sertifikasi global. Di Indonesia, perusahaan ini menjadi PSrE terakreditasi WebTrust pertama dan terdaftar sebagai penyedia layanan tanda tangan elektronik yang aman dan telah disetujui oleh Adobe (Adobe Trust Service Provider) dalam daftar Adobe Approved Trust List (AATL), dan juga bersertifikat ISO 27001 untuk penerapan standar keamanan manajemen informasi.
Hubungi kami disini jika Anda membutuhkan penyedia layanan sistem pengamanan informasi untuk mencegah kejahatan siber.